SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak korban kekerasan (Freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri meminta masyarakat turut berperan aktif mencegah dan melaporkan peristiwa kekerasan yang melibatkan perempuan dan anak. Penanganan kasus kekerasan tak bisa hanya diselesaikan pemerintah tanpa campur tangan masyarakat.

Berdasar data kasus yang didampingi Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan dan Pemberdayaan Anak (DPPKB P3A), terdapat 12 kasus dengan 15 korban kekerasan yang melibatkan perempuan dan anak di Wonogiri selama kurun waktu Januari-Juni 2022. Rinciannya, 12 korban kekerasan seksual di bawah umur, satu korban kekerasan seksual di usia dewasa, dan dua korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala DPPKB P3A, Mubarok, mengatakan angka kasus kekerasan terhadap anak yang masih tinggi tak terlepas dari kurangnya perhatian di lingkungan keluarga atau masyarakat terdekat. Selama ini, DPPKB P3A sudah berkoordinasi ke daerah-daerah yang angka kekerasan terhadap anaknya masif.

“Kami datang untuk konsolidasi dan sosialisasi. Mereka selalu kami bina dan melibatkan semua unsur. Ada remajanya, pasutri, dan ibu rumah tangga. Agar kasus-kasus yang ada jangan sampai terulang di Wonogiri,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (29/6/2022).

Selain itu, DPPKB P3A Wonogiri juga sudah memiliki pendamping di level desa beserta berbagai program penanganannya. Hal itu seperti, Tangkis Kekerasan Seksual Anak dan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).

Baca Juga: Wonogiri Marak Kasus Kekerasan Seksual, Ada Kaitannya dengan Kaum Boro?

Dalam program itu, mulai dari keluarga, remaja, dan anak sekolah diberi sosialisasi ihwal penjagaan bagian tubuh mana yang terlarang disentuh orang lain, tempat rawan terjadinya kekerasan seksual, dan jerat hukuman yang bisa dikenakan bagi pelaku kekerasan seksual.

Sayangnya, di lingkungan masyarakat terdekat masih tak acuh. Mubarok mencontohkan kasus yang dialami remaja Wonogiri yang sempat hilang hampir setahun, MD, 17.

Pascakepulangan MD ke rumah, 1 April 2022 lalu, pihaknya melakukan pendampingan ke anak tersebut sekali. Setelah itu proses pengawasan dan pendampingan diserahkan ke keluarga, RT, hingga perangkat desa setempat.

Baca Juga: Marak Kekerasan Seksual, DPPKB P3A Wonogiri Banjir Pendampingan

Setelah itu, tak ada koordinasi dan komunikasi mengenai kabar kelanjutan MD. DPPKB P3A Wonogiri merasa masalah tersebut sudah teratasi. Hingga, Jumat (24/6/2022), keluarga MD mendatangi kantornya untuk melapor kondisi anaknya yang masih depresi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya