SOLOPOS.COM - Aksi diam bentuk solidaritas pelajar di Tugu Jogja, yang tergabung dalam Aliansi Pelajar Jogja atas peristiwa klitih dan kekerasan antar pelajar yang terjadi beberapa waktu lalu, Minggu (18/12/2016). ( Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Kekerasan Jogja untuk kenakalan remaja dapat diatasi dengan beberapa cara

Harianjogja.com, JOGJA — Tim Advokasi Pelajar Korban Kekerasan DIY mengajak semua elemen untuk tanggap mengatasi kejahatan klithih yang sedang marak di Jogja lewat komitmen gerakan bersama. Tim tersebut menyatakan, pemberantasan klithih tidak bisa hanya melibatkan aparat penegak hukum saja, dalam hal ini kepolisian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dekan Fakultas Hukum UAD Rahmat Muhadjir Nugroho menyoroti kinerja para guru dalam fenomena berkembangnya aksi kekerasan yang dilakukan para pelajar sekolah ini. Rahmat melihat banyak guru sekarang juga sibuk dengan dunianya sendiri sehingga hak pendidikan siswa terabaikan. Terkadang guru juga kurang peka ketika para siswanya terlibat dalam organisasi geng sekolah yang berpotensi memupuk permusuhan antar sekolah.

“Guru jangan hanya sibuk dengan upaya mencari sertifikasi atau uji kompetensi guru saja. Sedianya guru harus peka, ada enggak geng pelajar tersebut. Kalau ada otoritas harus segera membubarkan,” jelasnya, Selasa (21/12/2016)

Rahmat pun menggariskan, masing-masing pimpinan sekolah harus menjadi garda terdepan untuk menjaga perdamaian antar sekolah. Artinya baik kepala sekolah, guru hingga ketua OSIS harus berani membuat kesepakatan damai apabila para siswanya terindikasi ada permusuhan dengan sekolah lain.

“Misalnya sekolah A dan B ini sudah menjadi musuh bebuyutan. Mata rantai permusuhan ini harus diputus. Caranya didamaikan secara resmi. Otoritas sekolah dan ketua OSIS punya kunci besar dalam hal ini,” jelas dia.

Peran alumni pun juga bisa dimaksimalkan menurut dia. Dalam hal ini alumni bisa memberikan arahan yang baik bagi para adik tingkatnya.

Sementara itu forum yang beranggotakan para akademisi perguruan tinggi serta praktisi hukum itu pun menyoroti kinerja kepolisian.
Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Trisno Rahardjo menyatakan, terkait aksi klithih yang sedang marak itu sedianya bisa diminimalisasi oleh polisi.

Trisno meyakini, sebenarnya kepolisian punya cukup data dan informasi hanya saja belum dimaksimalkan.

“Mengapa saya katakan itu karna setelah kejadian yang merenggut nyawa siswa SMA Muhamadiyah 1 Jogja, selang sehari ada upaya kekerasan serupa di Kulonprogo. Tapi polisi bisa menggagalkan,” paparnya.

Dari fakta tersebut, jelas dia, artinya kepolisian memailiki jaringan kuat untuk pencegahan. Hanya saja tidak dimaksimalkan.

Dalam kesempatan itu tim advokasi juga menegaskan komitmennya akan mengawal kasus kekerasan yang menyebabkan meninggalnya siswa SMA Muhi sampai tuntas.

“Harapan kami kejaksaan bisa memeriksa serta mengumpulkan bukti sehingga optimal. Advokasi juga kami lakukan di luar pengadilan lewat forum pencegahan agar aksi teror ini tidak terjadi lagi,’ tegas Trisno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya