SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekerasan pada siswa (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kekerasan Jogja berupa aksi klithih disebabkan masalah keluarga.

Harianjogja.com, SLEMAN – Polisi menyimpulkan ketidakharmonisan dalam keluarga menjadi pemicu utama aksi klithih yang banyak merenggut korban jiwa di DIY selama ini. Pernyataan polisi ini didasarkan atas data aksi klithih yang terjadi di seluruh wilayah DIY dari Januari 2016 hingga awal Maret 2017.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Anggota Satuan Pembinaan Masyarakat (Satbinmas) Polres Sleman Brigadil (Pol) Djoeni menyampaikan, sepanjang kurun waktu satu terakhir telah terjadi 44 aksi klithih di seluruh wilayah DIY. Dari pendalaman kasus yang dilakukan petugas, 44 kasus ini latar belakangnya sama, yakni terjadi karena faktor tidak harmonisnya lingkungan keluarga pelajar yang menjadi pelaku aksi klitih.

“Para tersangka ini sudah diamankan, ada yang masih berada di tahanan polres, dititipkan di tahanan kejaksaan. Ada juga yang sudah menjalani masa tahanan di Lembaga Pemasyarakatan khusus anak. 44 aksi tersebut pemicunya sama, para tersangka ini mengalami ketidakharmonisan dalam keluarganya sehingga menjadikan orang lain sEbagai pelampiasan,” ujarnya dalam diskusi bertema Mengatasi Klithih di Jogja yang berlangsung di Warung Soto Kudus Jalan Monjali, Senin (13/3/2017).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya