SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kekerasan Jogja berupa pembacokan di Mantrijeron beberapa waktu lalu ditindaklanjuti dengan pertemuan petinggi partai

Harianjogja.com, JOGJA-Dua petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DIY dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), menggelar pertemuan dengan Kepala Polresta Jogja, Senin (27/6/2016). Pertemuan tersebut terkait dengan pembacokan yang melibatkan simpatisan kedua partai tersebut yang berujung pada kematian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anoraga Elang Gajiya, 16, warga Kasongan, Kasihan, Bantul, yang juga simpatisan PPP, meninggal dunia setelah dibacok sekelompok orang saat melintas di Jalan DI.Panjaitan Mantrijeron pada Selasa (21/6/2016) malam lalu.

Polresta Jogja sudah menangkap tiga orang yang diduga kuat terlibat dalam pembacokan tersebut pada Sabtu (25/6/2016) pagi. Ketiganya berinisial AG, AD, dan K sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Dua dari tiga orang tersangka dilumpuhkan kakinya dengan cara ditembak. Proses penangkapan ini mendapat kritikan dari organisasi sayap PDIP, Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem).

Ketua Repdem DIY, Antonius Fokki Ardianto menilai ada pelanggaran prosedur dan pelanggaran hak asasi yang dilakukan aparat Polresta Jogja karena melumpuhkan tersangka yang tidak melakukan perlawanan.

Selain itu, Fokki menyayangkan para tersangka diperlakukan layaknya sirkus tontonan sebagai ajang foto selfie bagi aparat Reserse Kriminal Polresta Jogja. Anggota DPRD Kota Jogja ini pun meminta Divisi Propam Polda DIY, Kapolda, Kapolri, Kompolnas, dan Jogja Police Watch untuk menginvestigasi dugaan kesalahan prosedur dalam penangkapan tersangka.

”Terduga tersangka juga punya hak hukum karena negeri ini menganut asas praduga tak bersalah dan penegakan hukum harus mengedepankan prinsip due process of law [Penegakan hukum tidak boleh dengan cara melanggar hukum],” kata Fokki. Ia mengakui ketiga tersangka merupakan simpatisan PDIP.

Kapolresta Jogja AKBP Tommy Wibisono membantah ada pelanggaran prosedur dalam penangkapan tiga tersangka pembacokan tersebut. Ia menyatakan anggotanya terpaksa melumpuhkan kaki tersangka karena ada perlawanan, bahkan Tommy mengatakan polisi sempat digerudug orang satu kampung saat akan menangkap tersangka.

”Ditembak pastilah karena melawan. Bagaimana anggota kami digeruduk satu kampung,” ujar Tommy.

Berita terkait:
KEKERASAN JOGJA : Korban Pembacokan di Mantrijeron Meninggal Dunia
KEKERASAN JOGJA : Polisi Amankan Terduga Pelaku Pembacokan di Mantrijeron

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya