SOLOPOS.COM - Puluhan pelajar dari SMP PIRI 1 Kota Jogja melayat di rumah duka korban pembacokan, Minggu (13/3/2017). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Kekerasan Jogja mengenai kenangan terakhir bersama korban

Harianjogja.com, JOGJA — Nyawa Ilham Fajar Apriandi, seorang pelajar kelas IX SMP Piri 1 Jogja, meregang di ujung clurit segerombolan orang tak dikenal, Minggu (12/3/2017) dini hari. Di usia 17 tahun, ia punya mimpi yang terpaksa pupus, turut lenyap bersama nyawanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Duduk di sebuah kursi merah, seorang Fernanda Surya Pangestu, lelaki berusia 19 tahun yang ternyata kakak almarhum. Bola mata Fernanda masih merah, air mata sesekali turun perlahan ke pipinya yang tembam. Terpukul, mungkin menjadi satu frasa yang mewakili perasaannya hari ini.

“Adik saya itu, ingin sekolah DJ (disc jockey),” ucapnya lirih. Sedikit senyum nampak di wajahnya, namun di saat yang sama, air mata kembali berkumpul di dalam bola mata si sulung ini.

Sebagai kakak, firasat kepergian Ilham sudah menghampirinya sejak dua bulan belakangan. Perasaan Fernanda kerap tidak enak, gelisah dan resah. Tanpa diketahui penyebabnya. Dan hari ini ia paham, rasa gelisahnya seakan terjawab, dengan rasa pedih yang datang tanpa diduga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya