SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Kekerasan Gunungkidul, anak memiliki risiko besar menjadi korban

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Dalam tiga tahun terakhir, anak-anak tetap menjadi kelompok yang paling rentan menjadi korban kekerasan di Kabupaten Gunungkidul. Dari berbagai jenis tidak kejahatan yang menimpa anak-anak, kekerasan seksual selalu menjadi pemuncak daftar.
Dari data yang diperoleh di Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3AKPMD) Kabupaten Gunungkidul, sejak tahun 2014 hingga 2016, anak-anak kerap diperlakukan secara semena-mena.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tahun 2014, kekerasan yang objeknya anak-anak berjumlah 22 kasus. Jumlah tersebut unggul dari kekerasan yang menimpa perempuan dewasa dengan 17 kasus dan laki-laki yang hanya satu kasus. Dari 22 kekerasan yang menimpa anak, 18 di antaranya adalah kekerasan seksual.

Pada tahun berikutnya, kasus kekerasan pada anak mengalami sedikit perbaikan. Tahun 2015, terjadi 18 kasus, yang terdiri dari lima kekerasan fisik dan 13 kekerasan seksual. Tahun itu, perempuan menjadi kelompok yang paling rentan, dengan jumlah 24 kasus kekerasan. Tapi untuk jenis kekerasan seksual, anak tetap lebih unggul delapan poin.

Kekerasan kepada anak benar-benar mengalami lonjakan tajam pada tahun 2016. Saat itu ada 43 kasus. Jauh dibanding yang menimpa perempuan dengan jumlah 22 kasus dan laki-laki yang hanya dua. Kekerasan seksual tetap mendominasi dengan jumlah yang mencapai 36 kasus.

Manajer Divisi pendampingan Rifka Annisa, Indiah Wahyu Andari menyebut rentannya anak-anak menjadi korban kekerasan tidak hanya terjadi di Gunungkidul saja, tapi juga dibanyak tempat. Menurutnya, yang menjadi penyebab utama adalah budaya di masyarakat yang memandang anak sebagai objek.

“Dalam keluarga, anak-anak ada diposisi paling bawah. Harus mengikuti semua nasehat dan orang tua. Anak belum diposisikan sebagai subjek yang punya pemikiran dan  sudut pandang sendiri. Secara fisik mereka juga masih belum matang sehingga mereka menjadi kelompok yang paling rentan,” katanya saat ditemui di Bangsal Sewokoprojo, Selasa (19/9/2017).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya