SOLOPOS.COM - Kepala Divisi Hukum LCKI Jateng, Y. Joko Tirtono (kiri), saat melakukan jumpa pers terkait rencana LCKI menggelar seminar di Kafe Merah Putih, Salatiga, Rabu (13/4/2016). Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com

Kekerasan terhadap anak berikut pelecehan seksualnya membuat LCKI Jateng menggelar seminar di Salatiga dengan mengundang Arist Merdeka Sirait.

Semarangpos.com, SALATIGA – Keprihatian terhadap kekerasan dan terhadap anak yang semakin menjamur belakangan ini membuat Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Jateng bakal menggelar seminar bertajuk Tindakan Preventif Terhadap Perilaku Pelecehan dan Kekerasan Seksualitas pada Anak di Bawah Umur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tak tanggung-tanggung, pada seminar yang rencana digelar di Ruang Sidang II Pemkot Salatiga, Sabtu (15/4/2016) ini, LCKI akan menghadirkan sejumlah tokoh nasional seperti Ketua Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Aris Merdeka Sirait dan juga mantan Kapolri, Jenderal Purn Tan Sri Prof Drs Da’i Bachtiar.

Ketua Panitia sekaligus Kepala Divisi Hukum LCKI Jateng, Y. Joko Tirtono, mengaku sengaja memilih Kota Salatiga sebagai tempat diselenggarakannya seminar ini. Kondisi ini tak lain karena Salatiga saat ini dinilai rawan akan kasus pelecehan seksual terhadap anak.

“Salatiga tergolong rawan kasus pelecehan seksual terhadap anak. Bahkan satu dari tiga pelecehan seksual terhadap anak di Salatiga hingga saat ini belum terpecahkan,” ujar Joko saat menggelar jumpa pers di Kafe Merah Putih, Salatiga, Kamis (13/4/2016).

Joko mengungkapkan kasus pelecehan seksual terhadap anak di Salatiga yang belum terpecahkan itu terjadi sekitar dua tahunan lalu di daerah Kumpulrejo. Ketika itu korbannya merupakan anak perempuan berusia sekitar lima tahun dengan pelakunya merupakan pelajar yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

“Kasus itu sampai sekarang masih belum terpecahkan karena baik korban dan pelaku sama-sama masih di bawah umur. Tapi, yang jadi masalah pihak keluarga pelaku sepertinya memberikan tekanan secara psikis kepada keluarga korban hingga merasa terancam dan sempat pindah beberapa kali,” beber Joko.

Tanggap
Joko berharap kejadian serupa tidak akan terulang, Oleh karenanya diperlukan kepedulian warga sekitar, terutama guru dan orang tua untuk mengawasi tingkah laku para anak-anaknya. Selain itu, lingkungan sekitar juga menjadi tanggap jika terjadi kasus-kasus seperti ini.

Dalam seminar itu, LCKI Jateng juga berencana menghadirkan beberapa narasumber yang merupakan keluarga dari para korban. Rencana ada tiga narasumer dari keluarga korban yang akan dihadirkan yakni yang berasal dari Ungaran, Demak dan Salatiga.

Sementara itu, Divisi Litbang LCKI Jateng, Surya Adjie, menambahkan seminar kali ini digelar murni atas inisiatif LCKI. Ia membantah jika seminar ini ditumpangi muatan politik, mengingat Kota Salatiga dalam waktu dekat akan menggelar pesta demokrasi, pemilihan kepala daerah 2017.

“Ini murni inisiatif LCKI Jateng. Tidak ada parpol maupun pemerintah yang mendanai acara ini. Memang kami akan mengundang Wali Kota Salatiga [Yuliyanto] dalam seminar ini, karena kami juga meminjam gedung Pemkot untuk menggelar acara ini,” tutur Surya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya