SOLOPOS.COM - Gladi pembukaan 38th World Military Parachuting Championship di Manahan. JIBI/Solopos/Ardiansyah

Solopos.com, SOLO — Ratusan penerjun dari berbagai negara telah tiba di Kota Solo, Rabu (17/9/2014). Mereka melakukan latihan resmi sebelum bertarung dalam kejuaraan terjun payung bertajuk The 38th CISM World Military Parachuting Championship yang mulai digeber, Jumat (19/9) nanti.

Sedikitnya, terdapat 42 negara yang telah mengonfirmasi keikutsertaan dalam kejuaraan bergengsi kali ini. Namun, masing-masing tim tiba secara berkala di Kota Bengawan. Setiap tim mendapatkan satu kali kesempatan menjajal terbang dan mendarat pada Rabu hingga Kamis (17-18/9).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Latihan resmi untuk nomor pertandingan free style dan accuracy (ketepatan mendarat) digelar di Stadion Manahan. Sementara, tim yang turun di nomor pertandingan formation skydiving (kerjasama di udara) berlatih di Lanud Adi Soemarmo.

Hingga Rabu sore, sedikitnya terdapat 15 tim yang telah menjajal landasan di Stadion Manahan. Tim Indonesia mendapat kesempatan pertama menggelar latihan pada Rabu pagi, disusul tim dari Belgia, Brasil, Oman, Polandia, Korea Utara, Prancis, Yordania, Maroko, Korea Selatan, Belanda, Chile, Australia, dan Zimbabwe.

Setiap tim wajib memanfaatkan waktu latihan dengan sebaik mungkin. Sebab, mereka hanya mendapatkan satu kali kesempatan terbang dan mendarat untuk mengenali medan pertarungan.

Meski hanya satu kali berlatih di Stadion Manahan, tim Zimbabwe mengaku sangat optimistis mampu memenangi kompetisi kali ini. Zimbabwe menurunkan 10 penerjun pria untuk turun di nomor accuracy dan free style.

“Kami yakin bisa mencuri peringkat di nomor accuracy. Pendaratan di latihan tadi sedikit meleset karena kami menggunakan jenis parasut untuk free style. Tapi, kekuatan terbesar kami di nomor accuracy,” ungkap atlet asal Zimbabwe, Star Nyowani, saat dijumpai Espos, di Stadion Manahan, Rabu sore.

Nyowani mengaku cukup mudah mempelajari area terbang dan pendaratan di Kota Solo. Sebab, menurut dia, tidak banyak rintangan udara yang mereka temui saat terjun dari helikopter.

“Tidak banyak perbedaan antara terjun di sini dengan di Tiongkok tahun lalu. Hanya, cuaca di Indonesia lebih panas, tapi itu tidak masalah,” imbuh Nyowani.

Sementara itu, tim Indonesia lebih diuntungkan karena bisa lebih lama berlatih di dua venue yang akan digunakan, Stadion Manahan dan Lanud Adi Soemarmo. Kontingen Merah Putih bahkan telah menjalani latihan di Kota Bengawan sejak awal September lalu.

Sekjen Komite Olahraga Militer Indonesia (KOMI), Brigjen TNI Endang Sodik, mengatakan tuan rumah akan menurunkan satu tim yang terdiri dari lima atlet putra dan lima putri. Tim putra dan putri bakal berkompetisi di nomor pertandingan akurasi dan formation sky diving.

“Sebenarnya, Indonesia mengajukan dua tim tapi tidak diizinkan oleh CISM karena dinilai lebih menguntungkan tuan rumah. Jadi, kami hanya akan mengandalkan satu tim untuk mewujudkan target peringkat 10 besar,” jelas dia. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya