SOLOPOS.COM - Mo Farah (kanan) melakukan selebrasi 'Mobot' setelah memenangi lari jarak menengah 5.000 meter pada Kejuaraan Dunia Atletik 2013 di Moskow, Jumat (16/8/2013) waktu setempat. JIBI/Solopos/Reuters/Lucy Nicholson

Solopos.com, MOSKOW – Pelari Inggris Raya, Mo Farah, meraih medali emas keduanya pada ajang Kejuaraan Dunia Atletik 2013 di Moskow, Jumat (16/8/2013). Setelah sepekan lalu merajai nomor lari jarak 10.000 meter, kini pelari keturunan Somalia itu menjadi yang tercepat di jarak 5.000 meter.

Pencapaian ini membuat Farah mengukir sejarah sebagai pelari kedua yang mampu meraih gelar ganda di nomor lari jarak jauh pada ajang kejuaraan dunia secara beruntun. Sebelumnya, Farah juga meraih gelar ganda di nomor nomor 5.000 meter dan 10.000 meter di ajang Olimpiade 2012.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Farah mensejajarkan namanya dengan pelari Ethiopia, Kenenisa Bekele, yang pernah menjuarai nomor 5.000 meter dan 10.000 meter pada Kejuaraan Dunia Atletik di Berlin, 2009 lalu dan juga Olimpiade 2008 di Beijing.

Ekspedisi Mudik 2024

Pencapaian ini jelas menggembirakan bagi Farah. Pelari 30 tahun ini semula tak menyangka bisa kembali meraih juara, setelah ia harus mengatasi rasa sakit dari luka jahitan di perutnya.

“Ini menakjubkan,” ujar Farah dilansir Daily Mail. “Tak banyak atlet yang mampu melakukannya. Hanya Bekele yang hebat, yang telah mencapai begitu banyak hal, dan untuk mencapai apa yang telah diraihnya adalah sebuah kehormatan.”

“Ini jelas yang termanis [kemenangan di karierku], sejauh ini. Di awal perlombaan saya memiliki jahitan dan itu penting karena saya memiliki itu. Kakiku semuanya terasa baik-baik saja, tapi lebih berat dari pada saat sedang beristirahat.”

Pencapaian ini tak ayal membuat Farah mentasbihkan namanya sebagai atlet terhebat dalam sejarah Inggris. Semula, pencapaian Farah setara dengan kedua atlet Inggris lainnya, yakni atlet lompat jangkit Jonathan Edward dan atlet dasa lomba Daley Thompson, yang mampu meraih tiga medali di dua kejuaraan dunia secara berurutan. Namun, dengan raihan di 5.000 meter itu, Farah mampu melampaui prestasi keduanya.

“Demi uangku, dia merupakan yang terhebat yang pernah kami miliki,” ujar peraih medali perunggu nomor 10.000 Olimpiade 1976, Brendan Foster di BBC.co.uk.

“Dia menempatkan dirinya di depan dan tak membiarkan dilewati. Farah selalu mendapatkan penantang dan dia selalu berhasil mengatasi mereka.”

“Kami sedang menikmati masa-masa yang hebat di lari jarak menengah. Sekarang kami memiliki orang yang bisa menginspirasi pelari generasi mendatang.”

Dalam perlombaan di Luzhniki Stadium, Moskow itu, Farah memang mendapat tantangan ketat dari para rivalnya dari Afrika barat. Trio pelari Ethiopia dan Kenya bekerja sama untuk menggangu laju Farah.

Kendati demikian, Farah tak mudah menyerah. Ia mengertakkan giginya dan memompa lengannya dengan cepat untuk memacu kakiny dan mencapai garis finish terdepan dengan catatan waktu 13 menit 26,98 detik. Disusul, Hagos Gebrhiwet dari Ethiopia dengan waktu 13 menit 27,26 detik dan Kenyan Kiplangat Koech di posisi ketiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya