SOLOPOS.COM - Proses produksi keju mendapat pengawasan dari Noviyanto. (Istimewa/Keju Indrakila/Astra)

Solopos.com, BOYOLALI — Siapa sangka berawal dari kerap membawakan susu murni untuk rekan-rekannya di kampus di era 2000-an, menjadi jalan Noviyanto menjadi pengusaha keju. Tinggal di Boyolali yang notabene adalah sentra penghasil susu terbesar di Jateng membuat alumnus jurusan arsitektur itu  mengembangkan produk turunan susu.

Rumah di Jl. Profesor Soeharso Nomor 41, Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali menjadi saksi usaha pria yang akrab dipanggil Novi itu. Di situlah awal pabrik keju merk lokal asli Boyolali, Indrakila merambah pasar nasional dan internasional. Novi mengatakan Indrakila mampu bertahan menghasilkan produk keju lokal untuk pasar nasional.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Gerai Keju Indrakila Boyolali. (Alvari Kunto Prabowo)
Gerai Keju Indrakila Boyolali. (Alvari Kunto Prabowo)

Berawal di tahun 2009-an, Novi yang kala itu menjadi asisten seorang ahli produksi olahan susu dari Jerman, Benjamin Siegl mulai mengenal pengolahan keju. Sebagai tenaga ahli di lembaga pembangunan Jerman The Deutscher Entwicklungsdienst (DED), Benjamin Siegl sedang ditugaskan membantu mencari solusi pengelolaan susu Boyolali.

Baca Juga : Jumlah Pengangguran Berkurang 670.000 Orang Selama 2021

Ekspedisi Mudik 2024

Sebagai daerah penghasil susu, rupanya para peternak sapi Boyolali belum punya keahlian pengelolaan produk susu yang maksimal. Disitulah Pemkab Boyolali melalui Bappeda mengajak kerja sama DED Jerman. “Dimulai dari survei daerah mana sebagai penghasil susu terbaik, kami melakukan pemetaan dan melaporkan hasilnya kepada Bupati Boyolali,” papar Novi, kepada Solopos.com, Rabu (15/12/2021).

Benjamin Siegl dan Noviyanto lantas mencoba mengolah susu menjadi keju sebagai produk turunan. Ini juga menjadi solusi banyaknya susu yang belum dimanfaatkan peternak sapi di Boyolali. Selain itu berdasarkan survei, keju menjadi bahan makanan yang banyak dimanfaatkan pengusaha kuliner.

Susu dari peternak dites sebelum masuk proses produksi keju. (Istimewa)
Susu dari peternak dites sebelum masuk proses produksi keju. (Istimewa/Keju Indrakila)

Setelah melalui beragam proses, produk keju asli Boyolali pun lahir dan siap dipasarkan. Sasaran awal pemasaran adalah kafe-kafe di Solo dengan tamu-tamu kalangan ekspatriat. Benjamin pula yang mengenalkan Noviyanto ke warga asing sebagai pelanggan produk keju. Novi pun teguh meneruskan usaha keju dan mendirikan Pabrik Keju Indrakila setelah Benjamin Siegl kembali ke Jerman pada 2010.

Baca Juga : Pusat Investasi Pemerintah Salurkan Rp17,89 Triliun Pinjaman untuk 5,3 Juta Ultra Mikro

Pada awal produksi, Noviyanto mengolah 20-an liter susu yang didapatkan dari peternak sapi Boyolali. Angka itu terus berkembang hingga puncaknya Keju Indrakila mampu mengolah 3.000 liter susu dalam sekali produksi. “Jumlah puncak biasanya tercapai saat musim liburan dimana kebutuhan keju meningkat untuk kebutuhan konsumsi,” ujar ayah dua anak ini.

Novi pun terus memutar cara untuk memasarkan kejunya ke restoran atau hotel. Jogja dan Bali menjadi daerah yang banyak melakukan pemesanan aneka keju produk Keju Indrakila. Sejumlah jenis keju produksi Indrakila adalah mozzarella, feta, feta black pepper, feta olive oil, mountain, mountain chili, dan boyobert. Boyobert lanjut Novi adalah keju lokal Boyolali yang terinspirasi keju asal Prancis, camembert.

Sejumlah produk Keju Indrakila. (Istimewa/Keju Indrakila)
Sejumlah produk Keju Indrakila. (Istimewa/Keju Indrakila)

Sebagai produsen lokal, Novi eksis memanfaatkan bahan baku susu sapi dari peternak Boyolali. Kelebihan keju lokal Indrakila adalah rasa lebih segar dan lebih tahan lama bila disimpan di lemari es. Untuk harga keju, Indrakila mematok harga kompetitif mulai Rp30.000 hingga Rp200.000-an tergantung jenis keju dan ukuran.

Bagikan Kiat Sukses

Berkat keju Indrakila ini pula pada 2012 Noviyanto diganjar award dari PT Astra International Tbk bidang kewirausaha sebagai penggagas Pabrik Keju Indrakila. Trofi penghargaan Satu Indonesia Awards (SIA) bersanding dengan plakat penghargaan lain menjadi saksi usaha Noviyanto.

Menurut Novi, aneka award yang diraihnya menjadi pemicu untuk mengajak banyak kalangan untuk ikut sukses. Dia pun kerap menjadi narasumber dalam berbagai pelatihan kiat sukses dan pengelolaan keju. Keju Indrakila pun menerima beragam kunjungan studi banding dari berbagai kalangan untuk mengenal olahan keju.

Noviyanto memberikan bimbingan pembuatan keju. (Istimewa)
Noviyanto memberikan bimbingan pembuatan keju. (Istimewa/Keju Indrakila/Astra)

Di pabrik  yang terletak 100 meter dari toko, Novi menerangkan penyulingan susu segar dari peternak lokal. Susu sapi lantas masuk penyaringan dan disaring lantas masuk sebuah tangki besar. Susu juga melewati proses pasteurisasi pada suhu 70 derajat dan pemberian kultur bakteri A dan B untuk membantu proses koagulasi alias pengasaman. Setelah didiamkan, susu yang berubah jadi gel dipotong.

Baca Juga : Pengemudi Ojol Pakai Kendaraan Unik Bak Sajadah Terbang Aladdin

Noviyanto menyebut dalam proses pengolahan tersebut ada dua elemen dihasilkan yakni curd dan whey. Curd diolah menjadi keju dan whey yang notabene adalah limbah dimanfaatkan sebagai pupuk dan pakan komboran sapi.

Di sisi lain, Noviyanto masih rutin menjalin pengusaha di Boyolali untuk bergabung. Pengusaha UMKM lokal bahkan dirangkul untuk ikut menjual produk olahan susu selain keju di etalase Toko Keju Indrakila.

Karyawan Keju Indrakila memproses susu menjadi keju. (Istimewa/Keju Indrakila)
Karyawan Keju Indrakila memproses susu menjadi keju. (Istimewa/Keju Indrakila)

Cara ini menurutnya efektif untuk memacu anak muda untuk mengelola pasokan melimpah susu sapi di Boyolali. “Saya tidak ingin warga Boyolali hanya sebagai penonton, maka dari itu Keju Indrakila mengajak anak muda di Boyolali mau ikut membangun usaha pengolahan susu sapi,” kata dia.

Baca Juga : Teh Racikan Khas Solo Juga Dijual di Market Place, Segini Harganya

Novi kerap meminta pelaku usaha pengolahan susu untuk tak gampang menyerah pada keadaan. Salah satu yang kerap jadi kendala adalah pengurusan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Saya meminta rekan-rekan pelaku usaha mematuhi semua aturan dan standar BPOM. Standar produk, tempat pengolahan, uji laboratorium jadi kunci agar produk olahan bisa lolos ke pasaran.”

Pengolahan keju dari susu sapi lokal ini diteruskan Noviyanto dengan mengembangkan usaha serupa di Desa Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Sejumlah kalangan menyambut baik usaha ini dan memberikan bantuan. Astra pun ikut membantu pengadaan alat pengolahan keju melalui BUMDes. “Usaha pemberdayaan masyarakat inilah yang bisa membuat UMKM Indonesia selamat melalui masa Pandemi Covid-19,” kata Noviyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya