SOLOPOS.COM - Ilustrasi hacking (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Kejahatan siber tahun ini menyasar berbagai elemen. Ada beberapa cara agar terhindar dari serangan siber.

Solopos.com, JAKARTA — Country Manager Trend Micro Indonesia, Andreas Kagawa, berbagi kiat untuk meminimalisir potensi terkena serangan siber.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kiat utama dalam menghindari kejahatan siber menurut Andreas adalah menggunakan sistem keamanan. “Deploy security system yang mumpuni di perangkat Anda, dan jangan lupa di-update,” katanya seperti dikutip dari Antara, Kamis (24/3/2016).

Selanjutnya, Andreas menyarankan untuk selalu melakukan back-up data. “Bila perlu, mungkin ditambah di cloud,” ujar dia. Tidak hanya itu, Andreas juga mengimbau agar berhati-hati untuk mem-posting segala sesuatu di sosial media.

Hal tersebut, menurut dia, dapat menjadi celah bagi para penjahat siber untuk mengumpulkan informasi demi melancarkan serangan siber, mencoba masuk dengan menggunakan email seperti promo produk.

Terakhir, dalam melakukan transaksi keuangan, Andreas menyarankan agar sebisa mungkin menggunakan koneksi yang aman. “Kalau bisa Wifi di rumah atau kantor, bukan berarti Wifi di tempat umum tidak aman, tapi kemungkinan serangan siber lebih besar,” pungkas Andreas.

Sebagaimana dikutip dari Liputan6.com, Kamis, para penjahat dunia maya atau siber tak pernah kehabisan akal untuk menjerat korbannya, termasuk mencuri data-data penting. Terbukti, berdasarkan laporan Ikhtisar Keamanan Tahunan 2015 Trend Micro, data menjadi target utama peretasan.

Berdasarkan laporan bertajuk Setting the Stage: Landscape Shift Dictate Future Threat Response Strategies, terjadi peningkatan aktivitas siber yang berpotensi menjadi sarana munculnya upaya peretasan tingkat tinggi. Data menjadi fokus utama dalam kejahatan-kejahatan yang terjadi sepanjang tahun lalu.

Tahun 2015 disebut sebagai periode yang sarat akan serangan terhadap data, lantaran tidak ada bulan pada tahun tersebut yang dilaporkan bebas dari penerobosan data yang tergolong besar.

Andreas Ananto Kagawa mengatakan tren serangan terhadap data bukan hanya sekedar pencurian, tetapi juga jual-beli data. Mereka bahkan memaksa korban membayar uang tebusan untuk mendapatkan data mereka kembali, dengan semakin banyaknya penjahat siber menggunakan malware Ransomware.

Para penjahat siber menggunakannya untuk membidik data korban, kemudian menyandera dan memaksa korban membayar sejumlah tebusan yang telah ditentukan. Semua industri, kata Andreas, bisa saja menjadi korban Ransomware. Trend Micro memprediksi serangan terhadap data akan terus berlanjut hingga tahun ini. Karena itu, Andreas menghimbau masyarakat lebih berhati-hati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya