SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO – Seorang warga Bekasi ditemukan dalam kondisi setengah sadar akibat kejahatan hipnotis atau gendam di Stasiun Balapan, Solo. Satuan Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) Stasiun Balapan Solo pun segera menyelamatkannya.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Korban bernama Sudarti, 38, warga Tambun, Bekasi, yang tiba dalam keadaan setengah sadar di Stasiun Balapan, Minggu (5/2/2012) sekitar pukul 18.00 WIB. Informasi yang dihimpun Espos menyebutkan, korban tiba di stasiun dalam keadaan bingung. Lalu perempuan berjilbab itu menuju meja petugas customer service (CS) untuk bertanya. Petugas CS pun melaporkan hal ini kepada petugas Polsuska Stasiun Balapan.

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam keterangan di Kantor Polsuska Stasiun Balapan, Sudarti menuturkan bahwa dirinya hanya mengingat ketika Sabtu (4/2/2012) pergi dari rumah menuju apotek dekat Stasiun Tambun, Bekasi. “Saya mau beli obat telinga ke apotek. Namun sebelum sampai apotek, ada tiga perempuan bercadar hitam mendekat ke arah saya dan langsung menepuk pundak saya. Setelah itu saya tidak mengingat apa-apa lagi,” tutur Sudarti saat ditanya petugas Polsuska, Minggu malam.

Sesampai di Stasiun Balapan, perempuan berpakaian busana muslim warna biru kelabu itu lalu menghubungi petugas setempat. Alangkah kagetnya Sudarti setelah mengetahui lokasi tempat dia berhenti justru jauh dari rumahnya. Kemudian dia minta petugas untuk menghubungi suaminya di Bekasi. “Atas permintaan korban, kami menghubungi keluarganya di Bekasi. Dalam perbincangan melalui telpon, kami juga diberitahu bahwa korban memiliki saudara di Sragen,” kata Pembina Polsuska Stasiun Balapan, Bripka Hendriawan.

Hendriawan mengatakan korban tidak membawa barang apapun. Perempuan bercirikan postur tubuh kecil ini hanya membawa uang Rp5.000. “Memang tidak ada kerugian apapun secara materi. Uang yang dibawa akan digunakan untuk beli obat tetes telinga,” tegas Hendriawan.

Dari hasil penyelidikan, sambung Hendriawan, korban merupakan korban penculikan dengan modus gendam. Selang beberapa jam kemudian, keluarga korban dari Miri, Sragen datang ke stasiun untuk menjemput Sudarti. “Atas kejadian ini, kami imbau kepada masyarakat ataupun penumpang kereta api untuk lebih hati-hati dan waspada jika berkenalan dengan orang yang tidak dikenal,” pungkas Hendriawan.

JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya