SOLOPOS.COM - Pedagang aneka makanan ringan, Sukamto, meunjukkan produk kacang mete asli Wonogiri di los pedagang lantai I Pasar Wonogiri, Kamis (25/8/2022). Satu kilogram mete biasa dihargai sekitar Rp140.000. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Harga kacang mete di Wonogiri saat ini senilai Rp140.000/kg. Lebih mahal dibandingkan harga daging sapi yang senilai Rp120.000/kg.

Meski begitu, olahan mete terus diburu pembeli. Rasanya yang khas dan gurih menjadi alasan utama permintaan mete tetap tinggi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Salah satu pedagang mete di Ngadirojo, Wonogiri, Sumiyati, mengatakan mete yang sudah diolah masak dan menjadi kacang mete saat ini senilai Rp140.000/kg. Harga itu merupakan harga standar dan sudah berlangsung lama.

Para pembeli pun sudah memahami hal itu. Harga mete akan melonjak tinggi pada saat momen Lebaran hingga mencapai Rp170.000/kg.

Ekspedisi Mudik 2024

“Namun setelah Lebaran, harga mete langsung kembali anjlok seperti pada kondisi normal. Selain Lebaran, saat musim hajatan juga bisa mendongkrak harga kacang mete,” kata Sumiyati yang sudah menjual kacang mete sejak 1980-an kepada Solopos.com, Selasa (23/8/2022).

Baca Juga: Gara-Gara Mete Wonogiri, Suami Jadi Tenaga Pengupas di Usaha Milik Istri

Sub Koordinator Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Wonogiri, Parno, menyampaikan harga mete terbilang tinggi karena proses pengolahan mete dari panen hingga menjadi kacang mete siap konsumsi membutuhkan tahapan dan waktu yang tidak sedikit. Setiap tahapan pengolahan tidak hanya dikerjakan oleh satu orang atau pengusaha.

Parno menjelaskan, pada tahap awal, petani memanen jambu mete yang sudah masak atau tua. Panen itu menghasilkan biji mete gelondong atau basah.

Sebelum dijual, mete gelondong dijemur dua-tiga hari agar kadar air pada biji mete berkurang. Setelah kering, mete gelondong itu dijual kepada pengepul atau pedagang olahan mete.

Oleh para pedagang, mete gelondong dikupas kulitnya. Pedagang mempekerjakan buruh kupas biji mete.

Baca Juga: Produksi Lokal Minim Bikin Mete Asal NTB dan Sulawesi Selalu Banjiri Wonogiri

Selesai dikupas, biji mete dijemur kembali selama satu-dua hari agar biji mete itu benar-benar kering. Setelah dipastikan kering, biji mete baru bisa diolah menjadi layak konsumsi.

“Prosesnya panjang dan membutuhkan banyak tenaga. Tidak heran jika harga mete tinggi. Selain itu, rasa kacang mete juga sangat khas dan gurih. Apalagi kalau mete asli Wonogiri. Ada rasa manis-manisnya. Dapat dibilang mete ini makanan mewah. Makanan kelas menengah ke atas,” kata Parno saat ditemui Solopos.com di kantornya di Dispertan Wonogiri, Selasa.

Salah satu penjual biji mete kering [sudah dikupas] atau ose di Jatisrono, Wonogiri, Winarsih, membenarkan hal tersebut. Harga mete bisa tinggi karena tahapan proses agar mete dapat dikonsumsi membutuhkan waktu lama.

Dia menceritakan, tiap pagi dirinya harus membeli puluhan kilogram mete gelondong di beberapa wilayah di Wonogiri, seperti Jatiroto dan Tirtomoyo.

Baca Juga: Kelompok Tani Wanita di Wonogiri Ciptakan Kemandirian Pangan, Begini Bentuknya

Harga beli mete gelondong senilai Rp18.000/kg. Mete yang sudah dibeli diserahkan kepada buruh kacip (pengupas). Biaya mengupas biji mete setiap 10 kg dihargai Rp30.000.

“Perlu diingat, 10 kg mete gelondong kalau dikupas tidak akan menjadi 10 kg, melainkan hanya 2,5 kg. Nah untuk 1 kg mete yang sudah dikupas, saya menjual seharga Rp115.000/kg. Biasanya saya jual ke Ngadirojo,” ujar Winarsih.

Pengupas sekaligus penjual mete kering yang juga asal Jatisrono, Sugut, biasa menjual mete kering atau ose kepada orang-orang di sekitar Jatisrono. Para pembeli biasa itu mengolahnya menjadi kacang mete dan banyak dipasarkan secara daring.

Sugut memilih menjadi pengupas sekaligus penjual mete kering karena dinilai lebih menguntungkan dibandingkan hanya menjadi buruh kacip. Meski begitu, dia tidak mematok harga tinggi untuk ose yang ia jual. Sugut hanya menjual ose seharga Rp95.000/kg.

Baca Juga: Kenapa Kabupaten Wonogiri Dikenal Penghasil Mete? Ini Jawabannya

“Saya mengambil mete gelondong dari pengepul di Jatisrono. Mete gelondong yang saya pakai ini didatangkan dari luar Jawa, Sumbawa. Saya jarang mengambil mete lokal Wonogiri. Soalnya barangnya langka. Mete lokal enggak bisa mencukupi permintaan pasar,” kata Sugut.

Sementara itu, pedagang aneka makanan ringan di Pasar Wonogiri, Krisna, menjual kacang mete seharga Rp145.000/kg. Harga itu relatif sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

Jika pun ada perubahan tidak jauh dari harga tersebut. Kenaikan harga bisa melonjak tajam pada masa Lebaran.



Saat masa Lebaran, Krisna biasa menyediakan kacang mete hingga empat ton. Sementara pada hari biasa, dia hanya menyediakan 50 kg dalam sepekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya