SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Perjuangan DIY terkait keistimewaan dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan memburu rekaman janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan mendukung keistimewaan.

Upaya itu membawa hasil. Rekaman janji itu bisa didapatkan dan  kerabat Keraton Ngayoyakarta Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo berencana mengirimkan rekaman itu ke kediaman SBY di Cikeas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam rekaman itu SBY secara tegas mengakui keistimewaan DIY. Pernyataan itu diteriakan dengan lantang oleh SBY saat menggelar kampanye calon presiden di Alun-alun Utara Jogja, 4 April 2009 lalu. Pada kesempatan itu SBY juga berjanji akan memperjuangkan keistimewaan DIY.

“Yogyakarta memiliki nilai sejarah yang tinggi. Status yang mulia. Daerah istimewa. Mari kita rumuskan bersama ke depan status yang istimewa itu agar menjadi kebanggaan Jogja. Setuju saudara???” demikian ujar SBY yang disambut sorak massa pada saat itu.

Soal realisasi janji SBY yang diucapkan di Alun-Alun Utara itu, Prabukusumo tidak tahu benar kenapa akhirnya terjadi perubahan sikap.

“Dari rekaman salah satu radio, jelas sebenarnya [Presiden SBY] mendukung keistimewaan Jogja. Tapi kemudian kok sekarang berubah, itu yang saya tidak tahu, faktor apa yang memengaruhi,” ungkap Gusti Prabu saat dihubungi Harian Jogja melalui ponselnya, Senin (27/6).

Prabukusumo menilai perubahan sikap SBY dalam mendukung keistimewaan Jogja membingungkan. Sehingga tidak menutup kemungkinan ada faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi sikapnya.

“Saya juga tidak tahu, mengapa sikap beliau [SBY] berubah, siapa yang memengaruhi, kami juga tidak tahu, saya malah bingung dan mempertanyakan itu,” tandasnya.

Guna mengingatkan publik soal janji SBY saat kampanye itu, Prabukusumo mengaku telah memperbanyak dan memperdengarkan rekaman ke kelompok pro penetapan. Bahkan rekaman sudah diperdengarkan di DPR pada 20 Juni lalu.

“Rencananya akan dikirim juga ke Cikeas. Kami harap, SBY bisa diberi pikiran wening. Agar ucapan dan tindakan bisa sama,” tegasnya.

Berliku
Soal asal usul rekaman, Prabukusumo sempat bercerita bahwasannya jalan memperoleh rekaman janji itu cukup berliku. Beberapa televisi dan radio yang diprediksi punya rekaman ternyata sudah tidak menyimpan gambar maupun suara.

“Kami terus cari. Di beberapa media yang kami datangi untuk mencoba memperoleh rekaman tersebut, ternyata sudah dipotong bagian saat SBY mengajak untuk mendukung keistimewaan. Beruntung, kami temukan satu dan langsung kami perbanyak,”ujarnya saat ditemui usai peresmian Yap Square, Senin (27/6).

Menanggapi soal temuan rekaman janji SBY tentang keistimewaan Jogja, Wakil ketua DPRD DIY Janu Ismadi mengaku tidak tahu menahu. “Wah saya malah belum tahu soal rekaman itu, baru ini saya dengar. Kalau memang iya bagus itu,” katanya kemarin.

Janu menilai jika rekaman tersebut benar adanya maka akan memberikan poin dalam perjuangan RUUK DIY. Meski demikian ia menilai harus dicermati apakah rekaman SBY menjanjikan penetapan atau hanya keistimewaan saja.

Jika penetapan, kata dia, akan memberi angin segar bagi DIY. Namun sebaliknya, jika SBY tidak menyebut penetapan dalam dukungan keistimewaan maka janji tersebut dinilainya bukan merupakan sebuah jaminan. “Rekaman itu bukan jaminan jika tidak menyebut penetapan,” katanya. (Harian Jogja/Intaningrum, Rina Wijayanti & M Fikri AR)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya