SOLOPOS.COM - Pencipta lagu Himne Guru, Sartono, 78. (JIBI/Solopos/Aries Susanti)

Kehidupan Sartono, sang pencipta lagu wajib Himne Guru ini benar-benar mencerminkan seorang pengarang lagu yang tulus.

Madiunpos.com, KOTA MADIUN –Sartono, sang pencipta lagu asal Kota Madiun adalah potret seniman yang tersisih. Ketika lagu ciptaanya berjudul Himne Guru, 1980, dinobatkan menjadi lagu wajib Nasional, ia tak pernah menerima royalti sepeserpun selain sekali saat menerima hadiah senilai Rp700.000-an.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah itu, ia kembali “menggelandang” sebagai musisi keliling dengan penghasilan pas-pasan. Baru setelah 30 tahun, ketika maestro keroncong asal Solo, Gesang Martohartono berpulang, pihak pemerintah dan swasta mulai teringat Sartono, pencipta lagu Himne Guru yang legendaris itu.

Istri Sartono, Ignatia Damijati, mengisahkan bahwa suaminya selama ini sama sekali tak pernah mempersoalkan royalti atau perhatian yang diberikan pemerintah. “Bapak itu orang enggak suka neko-neko. Dia lebih baik diam dan mengalah,” ujarnya saat berbincang dengan Madiunpos.com, di kediamannya paling ujung Jl Halmahera Kartoharjo, Kota Madiun, Senin (26/1/2015).

Sifat suaminya yang suka mengalah dan lebih banyak diam inilah yang kerap dimanfaatkan orang-orang tak bertangungjawab. Sekitar 2007, Sartono pernah diundang ke Pekan Baru Riau untuk sebuah acara peringatan Hari Guru Nasional.

Dalam acara yang dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, Sartono sebagai pencipta lagu Himne Guru disodori sebuah naskah Himne Guru yang telah diubah oleh para guru selaku panitia.

Pada lirik terakhir Himne Guru yang asli: Engkau Patriot Pahlawan Bangsa, Tanpa Tanda Jasa, diubah menjadi: Engkau Patriot Pahlawan Bangsa, Pembangun Insan Cendekia.

Lantas, apa tanggapan Sartono?

“Bapak saat itu hanya terdiam saja. Bapak diancam, jika tak mau mengubah liriknya, lagu wajib guru akan diganti. Konsekuensinya bapak tak akan terkenal,” kenang Damijati saat itu sambil menahan rasa sakit hati.

Sejak itulah, lirik Himne Guru pada bait terakhir diubah bebarengan dengan nasib guru yang kian sejahtera. Namun, tak sedikit guru dan instansi pendidikan lainnya yang mengkritik pedas penggubahan lirik Himne Guru. Sebagian guru bahkan tetap memakai lagu Himne Guru ciptaan Sartono sebagai bentuk penghormatan kepada pencipta lagu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya