SOLOPOS.COM - Kegemaran Zainal Abidin, 47, pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur pada mesin mengantarkannya melanglang buana menjadi dosen hingga ke Amerika Serikat. (Istimewa)

Solopos.com, NGANJUK — Kegemaran Zainal Abidin, 47, pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur pada mesin mengantarkannya melanglang buana hingga ke Amerika Serikat.

Di Negeri Paman Sam itu, Zainal Abidin bahkan menjadi pengajar ilmu mesin di University of Texas, San Antonio.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lahir dan besar di daerah tak menyurutkan gairah Zainal Abidin untuk menekuni bidang keilmuan yang digemarinya, teknik mesin.

Tak tanggung-tanggung, ia kini berstatus pengajar di University of Texas.

Baca Juga: Wisuda UNS Solo: Luthfa Nugraheni Raih Gelar Doktor di Usia 31 Tahun

Zainal Abidin yang lahir di Nganjuk, 3 Januari 1975, yang telah melakukan pengembaraan ilmu di sejumlah universitas baik di dalam maupun luar negeri.

Dikutip Solopos.com dari nu.or.id, Kamis (3/11/2022), ketertarikannya pada bidang teknik terlihat dari riwayat pendidikan yang ia miliki.

Zainal Abidin merupakan sarjana teknik mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun kelulusan 1998.

Baca Juga: Gelar Wisuda Luring, Lulusan ITNY Harus Bisa Jawab Tantangan Zaman

Ia lalu melanjutkan studi magisternya di perguruan tinggi yang sama, ITB dan lulus 2001.

Tak puas hanya S2, pada tahun 2002 ia melanjutkan program doktoral di Graz University of Technology, Austria.

Selepas menyelesaikan pendidikan di Austria di tahun 2005, ia mendapatkan tawaran dari sebuah lembaga penelitian yang berbasis di San Antonio.

Baca Juga: Kisah Si Anak Pedagang Kayu Wujudkan Mimpi Jadi Cendekiawan

Pada akhir tahun 2009, Zainal terbang ke Amerika Serikat membawa serta sang istri dan menetap hingga saat ini.

“Saya berasal dari kampung, pelosok Nganjuk. Saya tidak pernah mengira bisa ke Amerika. Dengan izin Allah SWT, saya bisa ke Amerika sampai sekarang,” kata Zainal kepada NU Online, Senin (24/10/2022).

Selain beraktivitas di lembaga penelitian tersebut, Katib Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika Serikat-Kanada itu juga diketahui menjadi Adjunct Professor Universitas Texas di San Antonio, Amerika Serikat.

Dirinya mengampu mata kuliah teknik mesin.

Baca Juga: Terindeks Scopus, Reputasi Jurnal Ijtihad UIN Salatiga Diakui Internasional

“Saya mengajar S1 di sini (Universitas Texas) program teknik mesin, saya juga melakukan bimbingan ke anak pascasarjana,” ujar Zainal.

Usai kelulusannya di Graz University of Technology, Zainal menyebut dirinya sempat bekerja untuk perusahaan yang bergerak di ranah pengembangan, simulasi dan pengujian sistem powertrain di Austria, tahun 2008.

Di tahun berikutnya, ia mendapat tawaran untuk menjadi peneliti di Southwest Research Institute, sebuah lembaga penelitian yang berbasis di San Anotonio, Texas, Amerika Serikat.

Awalnya Berat

Mulanya Zainal mengaku berat untuk merespons tawaran tersebut.

Ia merasa sudah cukup mapan dan stabil untuk menetap di Austria.

Namun, setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya ia menerima tawaran tersebut dan bersedia untuk terbang ke Amerika Serikat di akhir tahun 2009.



Baca Juga: Blak-blakan Jumariyanto: Miliarder dari Rumus Matematika dan Sedekah

“Saya kerja di industri di Austria sejak 2008 sampai 2009. Waktu itu ada tawaran dari Amerika dari lembaga penelitian. Karena kami sudah lumayan settle di Austria, ketika ada tawaran itu kami juga agak bingung,” ujar Zainal.

“Akhirnya, mereka negosiasi dan mau membiayai semuanya termasuk tiket pesawat 3-4 kali karena seluruh peralatan kami seperti furnitur dan lain-lain diangkut semua ke Amerika. Saya sepakat cari pengalaman lain. Kami (Zainal dan istri) di Amerika sini mulai dari akhir 2009 sampai sekarang,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya