SOLOPOS.COM - Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan berbincang dengan ulama asal Kota Bengawan Syech bin Abdul Qodir Assegaf atau akrab disapa Habib Syech di Gedung Bustanul Asyiqin, Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Selasa (10/5/2016) pagi. Zulkifli mengajak ulama berantas narkoba. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Kegiatan pejabat Ketua MPR di Solo Senin (10/5/2016) bertemu dengan Habib Syech.

Solopos.com, SOLO – Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan mendatangai Gedung Bustanul Asyiqin, Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, Solo guna bertemu dengan ulama asal Kota Bengawan Syech bin Abdul Qodir Assegaf atau akrab disapa Habib Syech, Selasa (10/5/2016) sekitar pukul 09.30 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Zulkifli hadir tidak sendirian. Dia ditemani sejumlah politikus dari Partai Amanat Nasional (PAN) baik pusat maupun daerah. Beberapa politikus yang membersamai Zulkifli, antara lain Sekretaris Jendral PAN Eddy Soeparno, anggota Komisi X DPR RI Anang Hermansyah, Wakil Ketua DPRD Solo Umar Hasyim, dan lain sebagainya. Rombongan langsung dijamu Habib Syeh di dalam Gedung Bustanul Asyiqin.

Setelah menyampaikan terima kasih karena disambut hangat, Zulkifli lantas menyampaikan beberapa persoalan yang tengah dihadapi bangsa Indonesia kepada Habib Syech. Dia banyak menyinggung soal masalah narkoba. Berdasarkan data yang dirilis Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Zulkifli menceritakan, Indonesia menjadi negara nomor satu dalam hal tujuan pengedaran narkoba.

“Rupanya tidak salah kalau Presiden bilang, Indonesia darurat narkoba. MPR kemudian menanyakan juga ke BNN [Badan Narkotika Nasional], ternyata benar, Indonesia memang dalam keadaan darurat narkoba. Peredaran narkoba sudah luar biasa. BNN pernah menyita 5 ton narkoba jenis sabu. Bagaimana yang belum ketahuan?” kata Zulkifli di hadapan Habib Syech.

Zulkifli menyampaikan keresahan soal peredaran narkoba di Indonesia saat ini. Menurut dia, dahulu polisi biasanya menangkap pelaku paling tidak mendapati 10 gram (gr) narkoba. Kondisi tersebut berbeda dengan sekarang. Zulkifli menyebut polisi bisa saja menemukan 300 kilogram sampai 500 kilogram barkoba dari tangan pelaku. Dia mengatakan masyarakat Indonesia yang mati karena mengkonsumsi narkoba mencapai 40-50 orang per hari.

“Negara kita sudah darurat narkoba, turunannya adalah darurat miras, turunnya lagi adalah darurat pornografi. Orang yang punya malu, yang beragama tentu tidak dekat dengan itu. Seperti di Bengkulu sampai ada 14 orang tega memperkosa anak perempuan sampai meninggal. Tidak ada orang seperti itu kalau paham pancasila,” jelas Zulkifli.

Zulkifli yang datang dalam rangka melaksanakan kegiatan Safari Kebangsaan Merajur Kebhinekaan tersebut menyebut pengentasan masalah narkoba menjadi tanggung jawab bersama semua pihak. Dia mengajak Habib Syech sebagai ulama dengan pengikut ratusan ribu orang itu ikut membantu pemerintah dalam melakukan upaya pemberantasan narkoba.

Sementara itu, Habib Syech, mengucapkan terima kasih atas kunjungan Zulkifli bersama rombongan. Soal pemberantasan narkoba, dia menyampaikan telah melakukan upaya pencegahan sejak 15-16 tahun lalu dengan menggunakan media lagu salawat. Habib Syech menilai pemberantasan narkoba harus dilakukan dari akar-akarnya. Bukan hanya pelaku dan pengedar yang dicari, melainkan pemproduksi narkoba.

“Saya sudah menggunakan syair untuk menasehati anak muda, termasuk masalah narkoba. Sekarang akar masalahnya harus didedah. Contoh, saya punya anak yang menuju dewasa. Mereka biasanya tidak stabil. Saya perintahkan pembantu, jangan sampai barang haram masuk rumah. Kok anak bisa mabuk? Saya jelas akan tanya yang memegang [anak] siapa? Bukan ke mana-mana,” papar Habib Syech yang juga mendendangkan salawat Antinarkoba.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya