SOLOPOS.COM - Fuji Istina, salah satu narapidana kasus korupsi di Lapas Kelas II Jogja (Wirogunan) saat membacakan puisi berjudul 'Dari Balik Jeruji' dalam acara Gerakan Puisi Menolak Korupsi bersama para seniman dan sastrawan, Selasa (15/3/2016). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Kegiatan narapidana korupsi di Lapas Kelas II A Jogja ini unik, mereka meneriakkan antikorupsi melalui puisi

Harianjogja.com, JOGJA- Gerakan perang melawan korupsi selama ini didengungkan oleh masyarakat yang (mungkin) bebas dari kasus korupsi. Namun bagaimana gerakan serupa disuarakan oleh para koruptor yang sudah divonis bersalah.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Dengan suara lantang, perempuan berkaos biru dengan tulisan Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jogja meneriakan tentang kehidupan koruptor dalam penjara karya RB Edi Pramono berjudul ‘Dari Balik Jeruji’.

Ekspedisi Mudik 2024

Bait demi bait puisi ia bacakan dengan penuh perasaan, disambut tepuk tangan para seniman dan puluhan koruptor di aula Lapas Kelas II A Jogja atau lebih dikenal Lapas Wirogunan, Selasa (15/3/2016), di tiap akhir bait yang dibacakan.

Ia adalah Fuji Istina, salah satu narapidana kasus korupsi di Lapas tersebut yang sudah mendekam sejak 2012 lalu.

Fuji terjerat kasus korupsi keuangan desa di Desa Guosari, Pajangan Bantul. Ia divonis empat tahun penjara dan denda Rp220 juta. Karena tak mampu bayar denda hukumannya ditambah dua tahun penjara. Tiap tahun ia pun tidak mendapat remisi gara-gara tak bayar denda.

Dalam kesempatan tersebut, Fuji juga mengungkapkan isi hatinya bahwa kasus yang menjeratnya hanya karena menjalankan tugas atas perintah atasan. “Saya adalah korban sistem dan perintah atasan,” ungkapnya.

Menurutnya, tidak semua kasus korupsi memakan uang rakyat, “Banyak juga teman-teman kami di Wirogunan sini korban sistem,” ujar Fuji.

Namun Fuji ikhlas menjalani hukuman tersebut. Dia juga setuju melawan korupsi karena korupsi bisa menyengsarakan rakyat, namun harus adil tanpa tebang pilih.

Selain Fuji, narapidana lainnya yang membacakan puisi adalah Pungky Sakuntala. Pembacaan puisi bertajuk “Gerakan Puisi Menolak Korupsi” itu dihadiri puluhan koruptor, di antaranya Mantan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Jogja Irfan Susilo, yang terjerat korupsi pengadaan Pergola.

Ada juga tepidana kasus pengadaan alat Kesehatan Rumah Sakit Jogja, Johan Hendarman, terpidana korupsi di PT. Jogja Tugu Trans (JTT) Purwanto, para terpidana kasus korupsi proyek pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

Acara tersebut diselenggarakan oleh para seniman yang tergabung dalam Penyair Menolak Korupsi (PMK), Sastrawan Jogja, dan Band Lapas Wirogunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya