SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Kegiatan jeda ujian tengah semester (UTS) SDN Tegalrejo No 98 Kagokan, Pajang, Laweyan diwarnai protes dari orangtua siswa. Sebab, kegiatan yang dikoordinasi oleh komite sekolah pada Sabtu (16/3/2013) di Taman Balekambang itu memberlakukan wajib membayar bagi semua siswa.

Protes itu disampaikan oleh salah satu orangtua siswa yang merasa keberatan terhadap kebijakan itu kepada SOLOPOS, Minggu (17/3/2013). Kepala SDN Tegalrejo No 98 Kagokan Pajang Laweyan, Sunardi Narendra, mengungkapkan dirinya tidak mengetahui masalah penarikan biaya itu.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

“Sebab, kegiatan jeda tengah semester itu yang mengoordinasi adalah komite dan orangtua siswa, saya tidak mengetahui masalah penarikannya berapa,” jelasnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (18/3/2013).

Menurutnya, dia dan guru SDN Tegalrejo No 98 tidak dilibatkan dalam rapat untuk mengisi jeda semester. “Kami hanya diundang secara lisan saat kegiatan berlangsung,” paparnya.

Dia mengaku sebenarnya sudah mengimbau kepada komite untuk tidak menyelenggarakan kegiatan yang membutuhkan biaya yang banyak. Dia menduga penarikan biaya untuk kegiatan di luar sekolah itu digunakan untuk makan dan transportasi siswa saat kegiatan di Balekambang.

Dia juga mengakui kegiatan jeda tengah semester itu merupakan kegiatan rutin yang selalu diselenggarakan oleh komite sekolah. Khusus pada semester dua ini, dia melarang siswa kelas VI untuk ikut mengikuti kegiatan untuk mengisi jeda semester. Hal ini disebabkan siswa kelas VI harus fokus pada Ujian Nasional (UN).

Kegiatan itu diikuti oleh siswa kelas I, III, IV dan V berjumlah 143 siswa. Dari jumlah itu ada empat siswa yang tidak hadir. Selain itu tiga siswa di antaranya juga tidak membayar. Dia mengatakan masalah itu akan diselesaikan antara kepala sekolah, komite dan orangtua yang memberikan laporan itu.

Ketua panitia kegiatan sekaligus anggota komite SDN Tegalrejo No 98 Kagokan, Teti Septiyanti, mengatakan pihaknya sebenarnya tidak memaksa orangtua untuk mengikutsertakan anaknya dalam kegiatan jeda semester. Menurutnya, kegiatan itu dikoordinasi oleh masing-masing komite per kelas.

Dia menduga orangtua yang protes itu mungkin sudah terlanjur membayar, namun pada Sabtu tidak bisa datang karena berhalangan. Biaya yang harus dibayar orangtua siswa, menurutnya, juga tidak terlalu mahal yaitu Rp15.000/siswa. Biaya itu di antaranya digunakan untuk makan siang, sewa tempat, transportasi dari sekolah ke Balekambang, hadiah dan kegiatan lomba seperti kaki seribu, kelereng dan menyusun kata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya