SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Solopos/ Sunaryo Haryo Bayu/dok))

Solopos.com, SOLO–Rangkaian perayaan hari jadi Kota Solo Ke-269 bakal lebih semarak dengan hadirnya pertunjukan wayang kolosal. Pementasan yang digelar di pelataran Benteng Vastenburg, Minggu (16/2/2014) malam, akan menampilkan lakon Darmaning Satrio.

Berbeda dengan pementasan wayang konvensional, petunjukan perdana wayang kolosal ini dibuat tanpa dialog. Sepanjang pertunjukan, penonton akan dikawal narasi yang dibacakan dengan Bahasa Indonesia. Sebanyak 1.000 orang dari Gedung Wayang Orang Sriwedari, Wayang Orang RRI, sanggar tari, komunitas seni, seniman, dan pelajar dilibatkan dalam pertunjukan ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebelum tampil membawakan fragmen cerita Karna Tanding, para pemain dan pengrawit yang mengisi gelaran Solo Carnaval, akan diarak dari Ngarsopuro menuju venue pementasan di Koridor Jenderal Sudirman, mulai pukul 19.00 WIB.

Ketua Penyelenggara, Bambang Suhendro, mengatakan pementasan dengan kemasan baru ini untuk memberikan alternatif hiburan bagi warga. Menurut Bambang, wayang sebagai obyek kesenian tradisional yang membutuhkan pelestarian, memerlukan inovasi agar tidak ditinggalkan penonton.

“Ini gambaran baru pementasan wayang di Solo. Konsepnya berbeda dengan wayang pelataran. Diawali dengan karnaval, para pendukung acara seolah-olah diajak maju ke medan laga,” ujarnya kepada wartawan di Balai Kota Solo, Rabu (12/2/2014).

Secara terpisah, Sutradara Pementasan Wayang Kolosal, Agus Prasetyo, mengungkapkan lakon Darmaning Satria sengaja dipilih untuk memperingati hari jadi Kota Solo sebagai cermin bagi para abdi negara. Menurutnya, pertunjukan ini akan lebih menonjolkan karakterisasi Karna yang total mengabdi untuk negaranya.

“Ceritanya akan lebih banyak mengambarkan pengabdian Karna. Seperti halnya abdi negara yang mengabdi penuh dedikasi dan tidak korupsi, cerita ini sengaja saya tampilkan untuk mengritisi kondisi sosial akhir-akhir ini. Banyak abdi negara yang mengalami kemerosotan moral. Mereka lupa fitrahnya yang harus mengabdi untuk kebenaran, bukan golongan atau pribadi,” tandasnya.

Agus membeberkan pertunjukan wayang kolosal yang menggabungkan sendratari dan wayang orang ini bakal penuh kejutan. “Nanti akan ada perang panah, ogoh-ogoh dari Manahan, dan siswa-siswi SMA yang menari Caisar saat limbukan,” ungkapnya.

Menurut Agus, pementasan yang melibatkan banyak kalangan ini telah dipersiapkan sejak dua bulan yang lalu. “Ide pementasan yang berbeda ini datang dari Pak Wali [Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo]. Lalu kami  mulai observasi untuk cerita. Latihan intensif sudah dimulai sejak dua pekan lalu,” pungkasnya.

Sebelum menyelenggarakan Solo Carnival, Pemkot Solo terlebih dahulu menggelar Konser Gamelan Akbar pada Sabtu (15/2) malam dan Festival Jenang pada Sabtu-Minggu (16-17/2) pagi untuk menyambut hari jadi bertema Solo Bersih dan Berbudaya ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya