SOLOPOS.COM - Komisaris PLN, Eko Sulistyo, mempraktikkan cara pengisian batrai mobil listrik pada stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di Rest Area 519A, Masaran, Sragen, Kamis (24/12/2020). (Moh. Khodiq Duhri/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN--Perusahaan Listrik Negara (PLN) menambah empat unit stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di ruas jalan tol Trans Jawa. Dua SPKLU di antaranya diluncurkan di Rest Area 519 A dan 519 B di Masaran Sragen.

Itu adalah SPKLU kedua dan ketiga yang berdiri di wilayah Jawa Tengah setelah SPKLU di Jl. Pemuda Semarang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

SPKLU itu diresmikan di lahan parkir Rest Area 519 A pada Kamis (24/12/2020). Peresmian SPKLU itu dihadiri Komisaris PLN, Eko Sulistyo, Direktur Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN, Bob Saril, dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kepala Daerah (Forkompinda) Sragen.

Selain dua SPKLU di Sragen, dua SPKLU lainnya bakal ditempatkan di Rest Area 207A Palikanci Cirebon dan Rest Area 379 Batang.

Objek Wisata Air Ditutup, Latihan Sejumlah Perenang Profesional Di Klaten Disetop

Pada kesempatan itu, Bob Saril mengatakan peresmian SPKLU di Rest Area 519 A dan 519 B tersebut merupakan bagian dari komitmen PLN guna mendukung implementasi Perpres No. 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

Mobil bertenaga listrik, kata Bob Saril, menjadi jawaban atas masalah ancaman kelangkaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara karena tidak dapat diperbarui. Sebelumnya sudah 16 SPKLU yang didirikan PLN. Mereka tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Semarang.

Dengan tambahan empat unit SPKLU, maka total ada 20 SPKLU yang didirikan PLN di Indonesia. Jumlah tersebut belum termasuk 14 unit SPKLU yang didirikan oleh pihak swasta.

Lebih Hemat

Selain lebih ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi udara, Bob Saril mengatakan penggunaan mobil listrik lebih hemat biaya. Pada kesempatan itu, dikenalkan juga dua unit mobil listrik Hyundai yakni Ioniq Electric yang memiliki kapasitas baterai hingga 38,3 kWh dan Hyundai Kona Electric dengan kapasitas baterai 39.2 kWh. Saat baterai terisi penuh, mobil listrik itu bisa dipakai untuk menempuh jarak sekitar 370 km.

“Dibandingkan dengan mobil dengan bahan bakar biasa itu 1/3. Jadi mobil listrik bisa hemat tiga kali lipat dari mobil dengan BBM,” jelas Bob Saril.

Guna memasyarakatkan penggunaan mobil listrik, PLN berencana memberi diskon khusus konsumen yang ingin menambah daya listrik di rumah atau diskon untuk pengisian baterai mobil listrik dari rumah di jam-jam tertentu.

“Pemerintah tengah menyiapkan insentif bagi pengguna mobil listrik. Syukur biaya pajaknya bisa nol. Yang terpenting, komponen terbesar dari mobil listrik adalah baterai. Harapan kami banyak berdiri pabrik produksi baterai mengingat kekayaan nikel kita melimpah,” ujar Bob Saril.

Piala Dunia U-20 Batal Digelar 2021, Ditunda 2023

Sementara itu, Komisaris PLN, Eko Sulistyo, mengatakan 23% nikel di dunia ada di Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan nikel paling besar, disusul Australia dengan 19%.

Salah satu kendala pemasaran mobil listrik, kata dia, adalah harganya yang cukup mahal. Satu unit mobil listrik Hyundai Ioniq Electric dibanderol sekitar Rp600 juta.

“Baterai menyumbang harga paling tinggi dibandingkan komponen lain yakni mencapai sekitar 200 juta. Oleh sebab itu, sekarang BUMN menugaskan pembentukan perusahaan holding yang khusus menyiapkan perusahaan produsen batrai mobil. Ini salah satu terobosan supaya harga mobil listrik lebih ekonomis,” terangnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya