SOLOPOS.COM - Para penyintas terlindungi dari reinfeksi Covid-19. (ilustrasi/Freepik))

Solopos.com, SOLO--Para penyintas Covid-19 berisiko rendah mengalami reinfeksi Covid-19. Simak ulasannya di tips kesehatan kali ini.

Ya! Para penyintas Covid-19 kini bisa bernapas lega. Penelitian terbaru menyatakan bahwa mereka terlindungi dari infeksi ulang atau reinfeksi Covid-19 hingga 80 persen-90 persen. Reinfeksi adalah infeksi kedua atau lebih pada orang yang telah sembuh dari infeksi pertama oleh penyebab yang sama.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kandidat Ph.D untuk ilmu medis di Kobe University, Adam Prabata, menyebut dari penelitian di Denmark, perlindungan reinfeksi penyintas Covid-19 sekitar 80,5 persen. Sementara di Inggris sebesar 83-89 persen, bahkan di Qatar mencapai 95 persen.

Baca Juga: 20 Kota Tersehat di Dunia untuk Tempat Tinggal, Adakah dari RI?

"Perlindungan dari reinfeksi bisa bertahan hingga 7 bulan setelah terinfeksi Covid-19," ujar Adam dalam akun Instagram pribadinya, dikutip Bisnis, Rabu (24/3/2021). Kendati demikian, perlindungan reinfeksi jauh menurun pada lansia di atas 65 tahun yakni hanya sekitar 47,7 persen. "Lansia memiliki risiko reinfeksi yang lebih tinggi dibandingkan orang yang lebih muda," tuturnya seperti dikutip dari Bisnis.com, Rabu (24/3/2021).

Oleh karena itu, Adam mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 untuk lansia sangat perlu diprioritaskan, termasuk lansia yang pernah terinfeksi virus ini sebelumnya.

Lalu bagaimana dengan para lansia penyintas Covid-19? Apakah mereka juga berisiko rendah mengalami infeksi ulang Covid-19?

ebuah penelitian baru mengungkapkan jika orang lanjut usia atau lansia lebih berisiko tinggi mengalami reinfeksi Covid-19. Karena itu, penelitian tersebut menyarankan lansia tetap disuntik vaksin meskipun pernah terinfeksi Covid-19. Hasil yang diluncurkan di Lancet itu menyebutkan jika kebanyakan orang kemungkinan akan mengalami reinfeksi setidaknya selama enam bulan, namun orang tua lebih rentan terhadap infeksi ulang.

Studi hasil tes di Denmark tahun lalu menunjukkan bahwa mereka yang berusia di bawah 65 tahun yang menderita Covid-19 sekitar 80% terlindungi dari penyakit itu lagi. Perlindungan turun menjadi 47% untuk mereka yang berusia 65 tahun ke atas.

Baca Juga: Jepang Bakal Larang Penggunaan Sendok Plastik, Ini Alasannya

Peneliti mengatakan perlindungan alami tidak dapat diandalkan, terutama bagi lansia, yang paling berisiko terkena penyakit parah. Analisis Denmark berfokus pada jenis virus Corona asli dan tidak menilai varian baru yang dianggap lebih dapat menular.

“Temuan kami memperjelas betapa pentingnya menerapkan kebijakan untuk melindungi orang tua selama pandemi, bahkan jika mereka telah terjangkit Covid-19, kata Steen Ethelberg, peneliti senior dari Statens Serum Institut di Kopenhagen, dalam sebuah pernyataan dilansir dari Bloomberg.

Penulis penelitian menganalisis data yang dikumpulkan sebagai bagian dari strategi pengujian SARS-CoV-2 nasional Denmark. Lebih dari dua pertiga populasi, atau sekitar 4 juta orang, diuji selama periode yang mencakup gelombang pertama dan kedua di negara itu. Analisis menemukan bahwa hanya 0,65% orang kembali dengan tes PCR positif selama kedua gelombang. Proporsi yang lebih tinggi - 3,3% - mendapat hasil positif setelah yang sebelumnya negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya