SOLOPOS.COM - Seorang petugas pos, Aditya, mengantar bantuan pangan nontunai (BPNT) dan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng kepada Suminah yang sakit di Kampung Sragen Lor RT 001, Kelurahan Nglorog, Sragen Kota, Sragen, Senin (18/4/2022) sore. (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, KARANGANYAR — Warung es kecil dengan lapak sederhana terlihat di teras salah satu rumah di Kampung Sragen Lor RT 001, Kelurahan Nglorog, Sragen Kota. Rumah sederhana itu terletak tepat di sebelah timur kompleks Makam Ki Ageng Srenggi.

Senin (18/4/2022) siang, seorang perempuan 80 tahun tergeletak membujur di dipan di ruang tamu rumah itu. Sejumlah obat-obatan dan minuman tersedia di meja kecil samping dipan. Bahkan ada tabung oksigen yang berdiri di dekat meja itu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Wanita lansia itu bernama Suminah. Ia tinggal bersama anaknya, Siti Sapariah, 42. Suminah masuk dalam daftar penerima bantuan pangan nontunai (BPNT) senilai Rp200.000/bulan. Otomatis Suminah juga menjadi keluarga penerima manfaat (KPM) untuk bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng (migor) senilai Rp300.000 untuk rapelan April, Mei, dan Juni 2022.

Baca Juga: Puluhan Ribu KPM di Boyolali Dapat BLT Migor & BPNT, Uang Hangus Jika..

Di luar rumah ada rombongan yang dipimpin Kepala Kantor Pos Cabang Sragen, Budi Purnomo. Mereka datang setelah mendapat laporan Suminah sakit sehingga tidak bisa mengambil BPNT dan BLT migor. Petugas pos datang untuk mengantar bantuan sosial (bansos) yang menjadi hak Suminah.

“Sebelumnya saya mengantar simbah [Suminah] ke kantor pos naik becak. Sesampainya di kantor pos kondisi semakin ngedrop sehingga pulang. Kemudian kami minta bantuan supaya bantuannya diantar ke rumah. Ternyata bisa, sudah dua kali ini bantuan untuk simbah diantar oleh pak pos,” kata Siti, Senin.

Siti senang ada petugas pos yang berkenan mengantar bantuan. Ia berharap bantuan itu terus diantar ke rumah setiap bulan mengingat kondisi Suminah yang sakit tak bisa berjalan.

Baca Juga: Innalillahi, Warga Sragen Meninggal Tersambar Bus Saat akan Ambil BLT

Petugas pos, Aditya, menyiapkan formulir pengambilan BPNT dan BLT Migor. Setelah meminta izin Suminah, laki-laki itu meraih jari-jari kiri Suminah untuk dibantu memberi tanda cap jari-jari pada dokumen pengambilan sebagai pengganti tanda tangan. Petugas itu memindai kode batang pada formulir bansos itu. “Mbah, uangnya dipegang ya. Saya foto sebentar,” kata Aditya.

Suminah memegang formulir dan uang tunai Rp500.000 saat difoto petugas. “Matur nuwun nggih, Pak. Ngunjuk-ngunjuk es. Eh pasa ya! [Terima kasih ya, Pak, Minum-minum es, eh puasa ya],” kata Suminah sembari tersenyum.

Budi Purnomo menyaksikan tahapan pengambilan bansos itu. Hampir di semua desa/kelurahan ada kasus serupa, BLT harus diantar ke penerima. Budi menyebut ada tiga metode pembayaran bansos, yakni lewat Kantor Pos, lewat komunitas, dan lewat pengantaran ke rumah-rumah.

Baca Juga: Ada Laka Maut, Pencairan BLT Migor di Sambungmacan Sragen Dipindah

“Pengataran ini diprioritaskan bagi warga lanjut usia, sakit, atau difabel. Ini perhatian kami di awal sampai pembyaran proses akhir. KPM penerima bansos tidak perlu memaksakan diri, terutama bagi yang jompo, sakit, dan disabilitas, bisa diantar ke rumah. Cuma waktunya siang tidak bisa bersamaan dengan jadwal reguler,” kata Budi.

Dia mengatakan jumlah pengantaran ke rumah KPM karena lansia, sakit, dan disabilitas itu kalau dihitung sekitar 200 orang. “Dalam pengambilan itu ada sistem yang tidak bisa dibohongi. Penerima setelah menerima dananya difoto sebagai bukti pembayaran,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya