SOLOPOS.COM - Petugas Polsek Gemolong, Sragen, mengecek lokasi kecelakaan antara KA barang dengan sepeda motor di Candirejo, Kwangen, Gemolong, Jumat (22/9/2017). (Istimewa/Dokumentasi Polsek Gemolong)

Kecelakaan Sragen, lima nyawa melayang akibat kecelakaan di perlintasan sebidang sepanjang tahun ini.

Solopos.com, SRAGEN — Perlintasan sebidang wilayah itara Sragen sepanjang Januari-September 2017 sudah memakan korban lima nyawa. Wilayah itu meliputi Kecamatan Kalijambe, Gemolong, Miri, dan Sumberlawang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jumlah korban meninggal akibat tertabrak kereta mengalami peningkatan tahun ini. Pada 2016 jumlah korban meninggal sekitar empat orang. (Baca: Tertabrak KA, Pengendara Motor Terpental Hingga 10 Meter di Kalijambe)

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari Seksi Trantib Kecamatan Kalijambe, korban tewas di perlintasan sebidang 2017 ada empat orang dan pada 2016 tiga orang. Sedangkan di Gemolong tercatat satu orang meninggal tahun ini dan satu orang juga pada tahun lalu.

Kasi Trantib Kecamatan Kalijambe, Agus Subagyo, mengatakan di wilayahnya ada dua perlintasan yang mendesak dipasangi rambu-rambu peringatan. “Dua perlintasan itu yakni perlintasan Perempatan Kalijambe dan perlintasan Salam, Desa Saren. Dua perlintasan itu jalur ramai atau vital yang membelah barat dan timur Kalijambe serta arah ke Kabupaten Boyolali,” ujar dia, Senin (25/9/2017).

Agus mendesak PT Kereta Api Indonesia (KAI) menertibkan bangunan-bangunan di pinggir rel kereta, terutama dekat perlintasan sebidang tanpa palang pintu. Keberadaan bangunan itu membatasi pandangan.

“Semua pendirian bangunan di lahan milik PT KAI. Sudah sering kami ingatkan tapi PT KAI tidak menggubrisnya. Padahal dalam hal itu PT KAI yang berwenang. Pemda Sragen tidak berwenang. Kami bisanya mengimbau,” tutur dia.

Agus memerinci kecelakaan yang mengakibatkan empat korban meninggal dunia terdiri atas tiga korban meninggal di perlintasan sebidang tanpa palang Dukuh Siboto, Kalimacan, dan satu korban meninggal di perlintasan Salam, Saren.

Terpisah, Kasi Trantib Kecamatan Gemolong, Sigit Wardoyo, mengatakan tahun ini beberapa kali penyeberang rel tertabrak atau terserempet kereta. Tapi baru satu korban meninggal akibat kecelakaan itu. Jumlah tersebut sama dengan tahun lalu.

“Kalau merujuk catatan saya tahun ini sudah terjadi lima kali kecelakaan dengan satu korban meninggal. Tahun lalu satu korban meninggal dari dua kali kecelakaan. Dari angka kecelakannya mengalami peningkatan,” kata dia.

Kecelakaan yang mengakibatkan satu korban meninggal dunia itu terjadi di perlintasan KA Ngebuk. Berdasarkan catatan Sigit, daerah rawan kecelakaan yakni perlintasan sebidang Ngebuk, perlintasan RS Yakssi, dan perlintasan Dempul.

“Tidak hanya sepeda motor yang terlibat kecelakaan dengan kereta api. Ada beberapa mobil yang juga terlibat kecelakaan tahun ini. Beruntung tidak ada korban meninggal. Kecelakaan melibatkan mobil di Ngebuk dan Dempul,” urai dia.

Sementara itu, Kasi Trantib Kecamatan Miri, Indon Baroto, mengatakan satu warganya asal Girimargo meninggal dunia akibat tertabrak kereta beberapa bulan lalu. Tapi kecelakaan tersebut terjadi di wilayah Kecamatan Gemolong. “Kejadiannya sebelum Idul Fitri. Yang jadi korban warga Girimargo. Kejadian itu sama dengan yang dilaporkan Seksi Trantib Kecamatan Gemolong, Pak Sigit, karena memang lokasinya berada di wilayah Gemolong,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya