SOLOPOS.COM - Kondisi mobil Gran Livina ringsek setelah menabrak pohon di Miri, Sragen. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Kecelakaan Sragen ini terjadi setelah Kabid Cipta Karya DPU Sragen, Karnadi, menghadiri anaknya wisuda di Semarang.

Solopos.com, SRAGEN– “Biar berat, tetap harus ikhlas. Semua yang menjadi milik-Nya, akan kembali kepada-Nya. Kalau Dia [Tuhan] sudah berkehendak, siapa yang bisa menahan?”

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Demikian kata Asep, warga Tawangmangu, Karangnyar. Dia adalah adik ipar Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Karnadi, yang mengalami kecelakaan bersama keluarganya, Selasa (27/10/2015) malam.

Sambil menyalami setiap tamu yang datang rumah duka di Karanganyar, RT 004, Karangtengah, Sragen, Asep kembali melanjutkan pembicaraan.

Karnadi bersama keluarga berangkat ke Semarang untuk mengikuti prosesi wisuda anak sulungnya, Yandi, di Semarang.

Mereka berangkat pada Selasa pagi dengan mengendarai mobil Nissan Livina berpelat nomor AD 9257 GN warna hitam. Mereka menuju Semarang melalui jalur Gemolong-Karanggede-Salatiga-Semarang dengan jarak tempuh sekitar 222 km pulang pergi.

Karnadi mengemudikan sendiri mobil tersebut. Di dalam mobil itu terdapat istrinya, Suwarningsih, 44, dua anaknya masing-masing Arum Yulia Ningsih, 19, dan Tito, 6, serta teman anak pertamanya, Nofita Dwi Hastuti, 23, warga Karangmanis, RT 018, Pandak, Sidoharjo, Sragen.

Momentum wisuda biasanya menghadirkan kenangan manis yang berkesan bagi seseorang. Tapi, tidak demikian halnya bagi keluarga Karnadi. Momentum wisuda itu akan menjadi kenangan pahit yang menyesakkan untuk diingat.

Diduga karena kelelahan dan mengantuk, Karnadi tidak fokus dalam mengemudi saat dalam perjalanan pulang dari Semarang. Sesampainya di jalan Karanggede-Gemolong, tepatnya di kawasan Blumbang, Geneng, Miri, Sragen, mobil itu mendadak oleng ke sebelah kanan dalam kecepatan tinggi. Mobil itu menabrak pohon hingga membuatnya ringsek pada bagian depan. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 20.00 WIB.
Akibat kecelakaan tunggal itu, anak keduanya, Arum Yulia Ningsih meninggal dunia seketika. Sementara anak bungsunya, Tito, meninggal dunia setelah dilarikan ke RSUD dr. Moewardi Solo.
“Jenazah Arum dan Tito sudah dimakamkan pukul 05.00 WIB. Sampai sekarang, saya belum melihat bagaimana kondisi Mas Karnadi beserta Mbak Suwarni dan teman keponakan saya [Nofita]. Sementara saya masih fokus mengurusi rumah duka,” ucap Asep.

Rekan kerja Karnadi yang tak lain Kabid Bina Marga, DPU Sragen, Hutomo Ramelan, mengatakan hingga Rabu siang, kondisi Karnadi masih kritis. Dia belum sadarkan diri setelah mengalami benturan di kepala dan bagian dadanya. Dia masih menjalani perawatan intensif di Ruang ICU RSI Yarsis.
“Untuk istrinya sudah siuman. Dia mengalami patah tulang. Sementara Nofita masih menjalani perawatan,” kata Tomi, sapaan akrabnya.

Sebelum dilarikan ke RSI Yarsis dan RSUD dr. Moewardi, semua korban sempat menjalani perawatan di RSU Assalam Gemolong. Namun, karena luka parah, mereka dirujuk ke dua rumah sakit tersebut. “Semalaman saya tidak tidur. Saya menjaga Pak Karnadi di RSI Yarsis karena beliau tidak memiliki keluarga di Sragen. Dia berasal dari Grobogan, sementara istrinya berasal dari Tawangmangu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya