SOLOPOS.COM - Warga Purworejo, Gemolong, Sragen, bergotong royong menyingkirkan material rumah Heri yang rusak diseruduk bus, Jumat (25/8/2017) pagi. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Kecelakaan Sragen, bus menabrak rumah di Desa Purworejo, Gemolong.

Solopos.com, SOLO — Peristiwa kecelakaan bus menabrak rumah di Desa Purworejo, Gemolong, Sragen, menyisakan cerita pilu bagi Heri Kiswanto. Tak ada firasat apa pun yang dirasakan Heri saat mengawali hari, Jumat (25/8/2017) pagi itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Begitu pagi menyapa, bapak dua anak itu langsung membuka bengkel di rumahnya di pinggir jalan Solo-Purwodadi. Istri Heri, Suparti, sibuk mempersiapkan anak bungsunya, Rifky Tio Ardiansyah, 4, untuk berangkat sekolah.

Sedangkan anak sulung mereka yang duduk di bangku sekolah dasar sudah lebih dulu berangkat. “Saya sedang menyapu saat tiba-tiba ada suara teriakan dari arah jalan. Seketika saya tengok ternyata suara itu berasal dari penumpang bus yang keluar jalur dan mengarah ke rumah saya,” ujar warga Purworejo, Gemolong, itu.

Mengetahui nyawanya terancam Heri tidak bisa banyak berbuat. Kejadian tersebut berlangsung sangat cepat. Dalam hitungan detik bus pariwisata berpelat nomor AD 1057 PF melesat mengarah ke posisi Heri berdiri.

Kendaraan itu langsung menghajar apa saja di depannya, termasuk sisi depan rumah Heri. Sepeda motor Honda Supra Fit berpelat nomor AD 3144 QH milik teman Heri yang dititipkan di bengkel pun ikut digasak.

“Kejadiannya cepat. Bus langsung merangsek maju menerjang apa saja di depannya. Kerangka atap rumah depan ambruk beserta gentingnya. Tangan saya tergores dan kepala saya tertimpa benda keras,” kata dia.

Kendati terluka, Heri yang merasa shock langsung mencari istri dan anaknya di dalam rumah. Rasa sakit tak dihiraukannya. Yang ada di benaknya bagaimana secepat mungkin mengevakuasi istri dan anaknya.

Rumahnya bisa ambrol sewaktu-waktu. “Setelah bus berhenti saya langsung masuk ke rumah, istri saya yang menangis karena ketakutan dan anak bungsu saya langsung saya bawa keluar,” kisah dia.

Tak berapa lama para penumpang bus langsung menghambur keluar menyelamatkan diri dan tetangga Heri berdatangan. Mereka penasaran dengan nasib Heri dan keluarganya di rumah saat musibah terjadi.

Sejumlah warga menuturkan nyawa Heri terselamatkan sepeda motor Honda Supra Fit milik Jumadi, teman Heri, yang diparkir di bengkel. Karena motor itu laju bus tertahan dan tak sampai menabrak habis rumah heri.

“Pagi itu Jumadi menitipkan sepedanya di bengkel Heri, temannya. Jumadi menunggui padinya di sawah. Motor Jumadi tertabrak bus dan masuk ke kolong bus sehingga laju bus tertahan,” tutur Sadiyo, teman Heri.

Namun akibat kejadian itu sepeda motor milik Jumadi remuk. “Jumadi dan Heri sudah kenal lama, mereka teman dekat. Mereka biasa duduk-duduk sambil ngopi dan bercerita tentang banyak hal di bengkel,” imbuh dia.

Kasatlantas AKP Dwi Erna Rustanti didampingi Kanitlaka Iptu Darmaji mewakili Kapolres Sragen, AKBP Arif Budiman, mengatakan akibat kejadian itu tiga rumah di pinggir jalan dan satu sepeda motor rusak. Kerugian materiil ditaksir sekitar Rp40 juta.

Peristiwa terjadi saat bus pariwisata melaju di jalan Solo-Purwodadi dari arah utara ke selatan. Setiba di lokasi kejadian bus berusaha menyalip motor yang tak diketahui identitasnya.

Pada saat bersamaan melaju sepeda motor Honda Grand berpelat nomor AD 4503 BN dari selatan ke utara. Karena jarak terlalu dekat, sopir bus, Giyatman, membanting setir ke arah barat atau kanan dari posisi bus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya