SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kecelakaan (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SRAGEN - Sebanyak 124 nyawa orang melayang di jalan dalam kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas) yang terjadi di Kabupaten Sragen sepanjang Januari-Desember 2019. Angka korban meninggal dunia akibat lakalantas tersebut meningkat bila dibandingkan pada angka lakalantas 2018 dengan korban meninggal dunia sebanyak 113 jiwa.

Data kecelakaan lalu lintas tersebut disampaikan Kabag OPS Polres Sragen AKP Yohanes Trisnanto mewakili Kapolres Sragen AKBP Yimmy Kurniawan dalam rapat koordinasi persiapan Operasi Lilin Candi 2019 di Mapolres Sragen, Senin (16/12/2019).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Yohanes mengatakan lakalantas selama 2018 sebanyak 1.001 kasus dan 113 orang korbannya meninggal dunia. Dia mengatakan data lakalantas 2019 mencapai 1.109 kejadian per Minggu (15/12/2019) lalu dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 124 jiwa atau 11,18%.

Ekspedisi Mudik 2024

"Lakalantas tersebut didominasi pengendara sepeda motor. Korban luka berat pada 2018 ada empat orang sedangkan di 2019 nihil. Dengan angka 124 orang meninggal dunia itu kalau dibagi per bulan maka jumlah korban jiwa bisa sampai 10 orang per bulan. Hal ini benar-benar menjadi pemikiran kita semua. Kebijakan zonasi sekolah itu diharapkan bisa mengalihkan siswa yang bermotor menjadi penguna sepeda," ujar Yohanes.

Dia menjelaskan kalau melihat pada data lakalantas selama Operasi Lilin Candi pada 2017-2018 yang digelar hanya 10 hari di 2017 dan 12 hari pada 2018 itu menunjukkan angka kecelakaan yang cukup lumayan. Yohanes menyebut ada 26 kejadian pada Operasi Lilin 2017 dan 30 kasus pada 12 hari operasi di 2018 atau per hari 2 kejadian.

"Selama 2017 ada lima orang yang meninggal dunia di jalan dan pada 2018 ada tiga orang meninggal. Kerugian materialnya juga relatif tinggi," katanya.

Kapolres Sragen AKBP Yimmy Kurniawan mengakui angka kecelakaan pada 2019 meningkat bila dibandingkan angka lakalantas 2018. Dia menyampaikan dari evaluasi di tingkat Polda Jateng, angka lakalantas Sragen tidak masuk dalam lima besar daerah dengan angka lakalantas tertinggi di Jateng. Kendati demikian, Kapolres mengimbau supaya seluruh masyatakat waspada dengan kecelakaan lantas itu.

"Selama ini penyebab utamanya masih faktor manusianya yang kurang disiplin dan waspda dalam berkendara, seperti belok ke gang atau keluar gang yang tidak hati-hati. Anak-anak sekolah yang menggunakan motor juga jadi perhatian dan diantisipasi maksimal. Kami berkoordinasi dengan Pemkab Sragen supaya ada bus cadangan dan membudayakan anak sekolah bersepeda," ujarnya.

Kapolres mengatakan angka korban lakalantas dari pelajar menunjukkan angka menurun dan korban yang banyak justru dari kalangan pegawai, baik negeri atau swasta. Dia melanjutkan jalan tol juga berkontribusi menambah angka korban kecelakaan karena setiap terjadi lakalantas di jalan tol selalu ada yang meninggal dunia. Dia menduga penyebabnya mengantuk dan ban pecah.

"Jalan tol di Sragen ini menjadi titik lelah bagi pengguna dari Jakarta-Jawa Timur atau sebaliknya. Nah, saat operasi lilin nanti kami bekerjasama dengan pihak pengelola rest area untuk menyediakan bengkel dan menambah kuantitas bahan bakar minyak, khususnya di rest area 519 Masaran, Sragen," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya