SOLOPOS.COM - Yulianto, 53, korban lakalantas mengalami gegar otak di rawat di RS Kasih Ibu, Purwosari, Laweyan, Jumat (9/2/2018). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Korban kecelakaan akibat jalan rusak di kawasan Faroka, Solo, mengalami gegar otak.

Solopos.com, SOLO — Yulianto, 53, berkali-kali meronta sambil berteriak di kasur lantai IV Ruang Arjuna B2 Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu, Purwosari, Laweyan, Solo, Jumat (9/2/2018). Hidungnya dipasangi selang untuk memasukkan makanan ke dalam tubuh.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sementara tangan kanannya terdapat selang infus. Matanya melotot dengan tatapan kosong. Teriakannya berhenti seketika setelah anak pertamanya, Akli Nur Alif Wicaksono, 23, menunggui di rumah sakit membisikkan sesuatu di telinga kanan Yulianto. Yulianto yang memiliki dua anak ini bekerja sebagai sopir mobil rental.

Yulianto merupakan korban kecelakaan lalu lintas tunggal akibat jalan berlubang di Jl. Slamet Riyadi tepatnya di pertigaan Faroka, Karangasem, Laweyan. Kecelakaan tersebut terjadi pada 24 Januari 2018.

Saat itu Yulianto mengendarai sepeda motor dari rumah pukul 04.43 WIB untuk mengambil mobil rental di Sumber, Banjarsari. Namun, baru sampai di pertigaan Faroka sepeda motornya terjatuh setelah masuk ke dalam lubang besar sedalam 2 sentimeter di pinggir jalan. Lakalantas tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 WIB.

Yulianto seketika tidak sadarkan diri ditolong seorang sopir taksi yang mangkal di lokasi kejadian. Sopir taksi tersebut membawa Yulianto ke RS Kasih Ibu untuk mendapatkan perawatan karena mengalami luka parah di kepala.

Sopir taksi itu kemudian mengambil Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik Yulianto yang ada di dompet. Setelah itu, ia mencari alamat Yulianto di Dukuh Soditan RT 002/RW 008, Desa Ngadirejo, Kartasura, Sukoharjo, untuk mengabarkan kecelakaan tersebut kepada keluarganya.

“Saya pagi itu kaget setelah didatangi sopir taksi memberikan kabar Bapak [Yulianto] mengalami kecelakaan di Karangasem, Laweyan. Semua keluarga bergegas menuju ke RS Kasih Ibu,” kata Akli saat ditemui Solopos.com di RS Kasih Ibu, Jumat.

Yulianto dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD). Hasil pemeriksaan dokter, Yulianto mengalami patah tulang bahu kanan dan gegar otak. Akibat kejadian itu, Yulianto hilang ingatan dan tidak bisa diajak berbicara serta sering berteriak tidak jelas. Bahkan untuk makan harus menggunakan selang dan buang air kecil pun harus dibantu.

“Kami tidak mengira Bapak [Yulianto] mengalami musibah. Ini cobaan berat bagi keluarga,” kata dia.

Akli menjelaskan ayahnya baru sadar pada 4 Februari lalu. Sebelumnya matanya tertutup seperti orang tidur. Kemudian setelah masuk rumah sakit, Yulianto baru diketahui belum menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

“Saya baru mengurus BPJS untuk biaya pengobatan Bapak [Yulianto] selama di rumah sakit. Namun, BPJS tersebut baru aktif mulai tanggal 13 Februari 2018. Sementara ini, biaya berobat yang ditaksir puluhan juta rupiah ditanggung sendiri,” kata dia.

Ia bersyukur pamannya mau menolong dengan menjual tanah untuk biaya perawatan selama di rumah sakit. Sementara itu, PT Jasa Raharja tidak bisa mencairkan asuransi karena kasusnya kecelakaan tunggal.

Akli menyesalkan tindakan Pemkot Solo dan Pemprov Jateng yang tidak segera memperbaiki jalan rusak di kawasan Faroka. Bahkan, sebelum kecelakaan yang melibatkan Yulianto, di lokasi itu pernah memakan korban pengendara sepeda motor dengan luka patah tulang.

“Bapak selama ini merupakan tulang punggung keluarga. Sekarang tidak berdaya berbaring di tempat tidur. Kami berharap Bapak segera sembuh,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya