SOLOPOS.COM - Ilustrasi BRT Trans Semarang. (Kaskus.com)

Kecelakaan Semarang yang dipicu bus rapid transit (BRT) Trans Semarang menjadi perhatian DPRD Kota Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG — Kecelakaan bus rapid transit (BRT) Trans Semarang yang melibas pangkalan atau pos ojek di Jl. Sultan Agung, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (17/7) lalu, menjadi perhatian DPRD Kota Semarang. Kalangan legislator Kota Semarang menegaskan perlunya seleksi ketat dalam perekrutan pengemudi bus rapid transit (BRT) Trans Semarang.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

“Kami melihat perlunya peningkatan kualitas dan kapasitas para pengemudi Trans Semarang,” kata Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi di Semarang, Senin (18/7/2016), menanggapi insiden BRT Trans Semarang yang menabrak pangkalan ojek.

Menurut dia, seleksi yang dilakukan terhadap calon pengemudi Trans Semarang harus ketat, sebab bus rapid transit merupakan moda transportasi andalan yang diharapkan bisa mengurangi kemacetan di Kota Atlas. Artinya, kata dia, jangan mencari sopir yang asal bisa mengemudikan kendaraan, tetapi harus memahami bagaimana cara mengemudikan kendaraan secara baik dan melayani masyarakat yang menjadi penumpangnya.

“Jangan sampai insiden ini terulang lagi. Harus terus diadakan semacam bimbingan teknis untuk para pengemudi Trans Semarang agar paham bagaimana tugas mereka sebagai pelayan masyarakat,” katanya.

Politikus PDI Perjuangan itu melihat selama ini belum ada pola peningkatan kualitas dan kapasitas terhadap para pengemudi Trans Semarang yang berada di bawah Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang. Supriyadi menambahkan, perlunya segera dilakukan peremajaan armada BRT, terutama di koridor yang melewati tengah kota karena kondisi bus-busnya dinilai telah memprihatinkan, padahal jalur itu banyak penumpangnya.

Senada, anggota Komisi C DPRD Kota Semarang Suharsono mengatakan insiden Trans Semarang menabrak pangkalan ojek itu harus menjadi evaluasi bagi penyelenggaraan angkutan massal di Semarang. “Pengelola Trans Semarang harus bertanggung jawab. Kami segera memanggil BLU Trans Semarang selaku pengelola. Apa penyebabnya? Apakah standar pengecekan armada sudah dilakukan?,” katanya.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan rencana pemanggilan akan segera dilakukan, mengingat sudah untuk kali kedua terjadi insiden kecelakaan dalam penyelenggaraan operasional Trans Semarang. Sebuah BRT Trans Semarang menabrak pangkalan ojek di Jl. Sultan Agung, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (17/7) lalu, hingga mengakibatkan para penumpangnya mengalami luka-luka. Sebelumnya, April lalu, Trans Semarang juga pernah mengalami insiden, yakni seorang penumpang terjatuh saat berganti shelter sehingga mengalami luka-luka.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya