SOLOPOS.COM - Kondisi pesawat Lion Air yang jatuh di perairan dekat Bandara Ngurah Rai, Bali, Sabtu (13/4/2013).

Kondisi pesawat Lion Air yang jatuh di perairan dekat Bandara Ngurah Rai, Bali, Sabtu (13/4/2013).

JAKARTA-Pesawat Lion Air nahas yang tergelincir di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu sore, ternyata baru dioperasikan pada tahun 2012 oleh pihak maskapai penerbangan Lion Air.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pesawat itu merupakan produk baru beroperasi tahun 2012,” kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, di Jakarta, Sabtu (13/4/2013).

Edward memaparkan, pesawat nahas tersebut merupakan pesawat jenis Boeing 737-800NG (Next Generation) yang merupakan salah satu produk mutakhir Boeing.

Sebagaimana diketahui, Lion Air telah memesan sebanyak 230 pesawat Boeing 737 senilai 21 miliar dolar pada tahun 2011.

Proses penandantanganan perjanjian antara Boeing dan Lion Air itu secara langsung disaksikan oleh Presiden AS Barack Obama pada tanggal 18 November 2011 dalam penyelenggaraan KTT Asia Timur di Bali.

Obama ketika itu mengatakan, pembelian hingga sebesar 230 pesawat Boeing itu merupakan perjanjian terbesar dalam sejarah Boeing dan akan memberikan banyak lahan pekerjaan bagi warga Amerika Serikat.

Sedangkan pada tahun 2013 ini, Lion Air juga telah memesan 234 pesawat tipe A320 Airbus dengan nilai investasi sebesar 24 miliar dolar AS atau sekitar Rp240 triliun.

“Kontrak sebesar 234 pesawat Airbus ini merupakan kontrak terbesar yang pernah dibuat,” kata Presiden Prancis Francois Hollande dalam acara penandatanganan pemesanan pesawat antara Airbus dengan Lion Air di Elsyee Palace, Paris, Prancis, Senin (18/3).

Ia mengatakan kontrak pemesanan antara Airbus dengan Lion Air itu akan mengakibatkan beragam dampak positif, seperti penciptaan kerja tidak hanya di Toulouse yang merupakan markas besar Airbus.

Hal tersebut, katanya, karena Airbus dinilai merupakan perusahaan berasal dari Prancis yang dapat menggabungkan berbagai perusahaan pemasok dari berbagai negara di Eropa.

Menurut CEO Lion Air Rusdi Kirana, pemesanan Lion Air yang besar itu didasari oleh tren pertumbuhan penumpang dan perkembangan ekonomi yang positif untuk Indonesia dan Asia-Pasifik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya