SOLOPOS.COM - Kawasan objek wisata Pantai parangtritis. . (Harian Jogja/Arief Junianto)

Kecelakaan laut Bantul terjadi di Pantai Parangtritis

Harianjogja.com, BANTUL — Selama libur hari raya Idulfitri 1438 H, tercatat ada delapan wisatawan yang terseret ombak Pantai Parangtritis. Sebab wisatawan nekat mandi di kawasan sekitar palung yang muncul di sebelah barat posko. Adapun di titik tersebut telah dipasang peringatan adanya bahaya palung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : KECELAKAAN LAUT BANTUL : Abaikan Peringatan, Banyak Wisatawan Terseret Ombak

Berdasarkan pantauan Harianjogja.com, papan peringatan wisatawan telah dipasang, tetapi mereka nekat mandi di kawasan palung. Meski arus cenderung tenang, sebenarnya potensi ombak besar yang membuat wisatawan mudah terseret arus malah lebih besar.

Komandan SAR Parangtritis, Ali Joko Sutanto menyampaikan beberapa hari terakhir ini tinggi gelombang pasang maupun surut di Pantai Parangtritis juga berangsur normal kembali. Rata-rata tinggi gelombang hanya mencapai satu hingga dua meter. Sebelumnya, pada awal libur lebaran tingginya mencapai tiga hingga empat meter. Selain itu, kecepatan angin juga sudah mulai stabil.

“Gelombang tinggi juga disebabkan angin kencang, sekarang sudah normal lagi,” ujarnya, Minggu (2/7/2017).

Terkait pengamanan selama libur lebaran, tugas tim gabungan yang berjumlah 55 personel berakhir hari ini (3/7/2017). Selanjutnya pengamanan akan dilakukan seperti hari biasa, yakni menyiagakan 17 personel SAR setiap hari. Penambahan jumlah personel dilakukan jika pengunjung Pantai Parangtritis masih padat karena libur sekolah belum usai.

Ditemui di sela-sela pemantauan pengamanan di Pantai Parangtritis, Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri mengapresiasi kerja tim gabungan dari SAR dan Polair Parangtritis yang mencegah korban jiwa selama libur lebaran kali ini. Pihaknya juga mengkritisi masalah infrastruktur pendukung keamanan di Pantai Parangtritis yang masih kurang, seperti pos pantau dan pengeras suara.

Menurutnya, pos pantau yang ada masih kurang mengingat garis pantai cukup panjang yaitu sekitar lima kilometer dari Pantai Parangtritis hingga Pantai Depok. Selain itu pengeras suara yang terpusat di pos SAR dianggap masih perlu ditambah di beberapa titik sepanjang pantai. Sehingga petugas jaga dapat mudah mengingatkan jika melihat wisatawan yang mulai mandi di tengah laut.

“Bisa mengingatkan jika ada palung yang terlihat sehingga mereka tidak ke tengah,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya