SOLOPOS.COM - Bangkai sepeda motor milik Andre, seorang pelajar asal Trucuk yang tewas setelah tertabrak Kereta Api (KA) Lodaya di Ketandan, Klaten Utara, Klaten, Selasa (30/8/2016). Kasus tertabraknya seorang pelajar oleh KA Lodaya itu saat ini masih diselidiki satlantas Polres Klaten. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Kecelakaan Klaten menimpa seorang pelajar SMP asal Wonosari, Kecamatan Trucuk.

Solopos.com, KLATEN–Andre, seorang pelajar SMP asal Wonosari Kecamatan Trucuk tewas di perlintasan rel Kereta Api (KA) tak berpalang resmi di Karangnongko, Ketandan, Klaten Utara, Selasa (30/8/2016) pukul 16.00 WIB. Andre sempat terseret sekitar 50 meter di lokasi kejadian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dhimpun Solopos.com di lokasi kejadian, Andre semula mengendarai sepeda motor Honda Grand berpelat nomor AD 5245 WL dari arah Klaten Utara menuju Trucuk. Waktu itu, Andre berboncengan dengan seorang temannya yang belum diketahui identitasnya.

Diduga lantaran terburu-buru, Andre langsung menggeber sepeda motornya saat melintas di perlintasan rel KA Ketandan. Padahal, KA Lodaya sedang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Jogja menuju Solo. KA tersebut langsung menyambar sepeda motor Andre. Pelajar asal Trucuk ini sempat terseret hingga 50 meter. Sedangkan, seorang temannya yang belum diketahui identitasnya itu berhasil lolos dari maut lantaran mampu melompat dari sepeda motor saat kejadian.
Kejadian tersebut langsung menjadi perhatian warga. Aparat kepolisian yang memperoleh informasi itu langsung mengolah tempat kejadian perkara (TKP).

“Kami masih menyelidiki kasus ini. Untuk identitasnya belum mengetahui persis. Yang jelas, korban sempat terseret beberapa meter dari perlintasan rel KA,” kata Kanitlaka Satlantas Polres Klaten, Iptu Edy Prasetyo, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Faizal, saat ditemui wartawan di lokasi kejadian.

Salah satu warga yang tak jauh dari rel KA, Musiyem, 60, mengatakan tak banyak yang mengetahui kejadian Andre tertabrak KA. Saat kejadian hanya terdengar suara tumbukan yang keras antara sepeda motor dengan KA.

“Waktu kejadian, saya pas di dalam rumah [berjarak 10 meter]. Saya hanya mendengar suara duarr. Di sini memang tak berpalang. Oleh warga, berinisiatif memasang palang secara swadaya [palang tak resmi]. Palang swadaya itu tak menutup semua perlintasan rel. Sehingga, pengguna jalan bisa menerobos perlintasan rel ini. Sering kali, pengendara kendaraan yang melintasi rel di sini memilih menerobos dibandingkan menunggu KA lewat terlebih dahulu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya