SOLOPOS.COM - Ilustrasi KA Malabar Bandung-Solo-Malang yang nahas di Tasikmalaya (Wikipedia.org)

Kecelakaan KA Malabar, PT KAI mengklaim rugi hingga miliaran rupiah akibat kecelakaan KA Malabar di Masaran, Sragen.

Solopos.com, SOLO — PT Kereta Api Indonesia (KAI) menanggung kerugian hingga miliaran rupiah akibat kecelakaan Kereta Api (KA) Malabar jurusan Malang-Bandung bernomor K99 yang menyerempet truk pengangkut ekskavator berpelat nomor B 9071 ZJ di perlintasan sebidang antara Stasiun Kemiri dan Stasiun Masaran, Sragen, Sabtu (29/10/2016), pukul 22.20 WIB.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daops) VI/Yogyakarta menempuh jalur hukum untuk menuntut kerugian kepada pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut. Saat ini penanganan hukum kecelakaan tersebut ditangani Satlantas Polres Karanganyar.

Pejabat Hubungan Masyarakat PT KAI Daops VI/Yogyakarta, Eko Budiyanto, mengatakan dampak kecelakaan paling besar membuat sedikitnya 13 jadwal perjalanan kereta api yang melintasi rel trek tunggal itu terlambat empat hingga delapan jam.

Beberapa kereta api dari arah timur yang mengalami keterlambatan antara lain Malabar, Mutiara Selatan, Bangunkarta, Matarmaja, Krakatau, serta kereta barang. Sedangkan kereta api dari arah barat yang mengalami keterlambatan antara lain Bima, Gajayana, Mutiara Selatan, Turangga, Malioboro Ekspres, Krakatau, serta kereta barang.

“Penumpang dirugikan karena jadwal perjalanan kereta api yang ditumpangi terlambat empat jam sampai delapan jam. Keterlambatan ini baru bisa kembali normal dua hari kemudian [Senin (31/10/2016)],” terang dia saat berbicara dengan wartawan di Stasiun Purwosari, Minggu (30/10/2016) siang.

Eko menyampaikan kerugian materiil lain menyasar perbaikan lokomotif KA Malabar yang rusak cukup parah di bagian depan dan gerbong barang B di belakang lokomotif. Proses pemindahan lokomotif yang sempat keluar jalur baru selesai delapan jam setelah kecelakaan atau Minggu pagi.

Selain itu, perlu perbaikan sinyal dan rel yang juga terkena imbas kecelakaan tersebut. “Kerugiannya cukup besar. Saat ini semuanya masih kami hitung. Perhitungan awal mencapai miliaran rupiah,” jelas dia.

Menurut Eko, PT KAI Daops VI/Yogyakarta menuntut ganti rugi kepada pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan yang nihil korban jiwa itu. “Kami akan gugat dan minta ganti rugi kepada pihak yang bertanggung jawab. Kecelakaan diduga karena kelalaian truk pengangkut alat berat yang mogok di perlintasan kereta api. Memang faktor penyebabnya banyak, harapan kami tidak ada unsur kesengajaan,”  ujar dia.

Dia mengimbau pengguna jalan lebih berhati-hati agar kecelakaan sejenis tidak terjadi di kemudian hari. Dari beberapa kasus kecelakaan di perlintasan kereta api, Eko mengatakan penyebabnya mayoritas karena gangguan pengguna jalan lain, baik itu kendaraan mogok, kendaraan menerobos palang pintu perlintasan sebidang, hingga kejadian bunuh diri.

“Kami berharap masyarakat sadar, kereta api sebagai angkutan umum massal merupakan kendaraan spesifik. Berjalan hanya khusus lewat rel. Perjalanannya sudah diatur dan dilindungi undang-undang,” katanya.

Eko bersyukur kecelakaan KA Malabar, Sabtu, tidak berujung korban jiwa. Dia mengapresiasi kinerja petugas penjaga perlintasan kereta api antara Stasiun Kemiri dan Stasiun Masaran di Kaliwuluh, Kebakkramat, Karanganyar, yang sigap saat bertugas.

“Begitu truk mogok di perlintasan sebidang, petugas kami lari sejauh 600 meter untuk memberikan sinyal setop manual kepada masinis KA Malabar agar mengerem taktis. Saat itu kereta jalan dengan kecepatan 80 km/jam. Untuk mengurangi kecepatan sampai berhenti tidak dimungkinkan. Lokomotif membawa rangkaian tonase berat, kalau direm sampai berhenti, rangkaian bisa terguling.”

Seluruh penumpang menerima kompensasi pelayanan pemulihan berupa makanan. “Kerugian secara materiil mungkin bisa diganti, tapi kerugian immateriil seperti mengganggu pelayanan publik ini sulit diperinci,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya