SOLOPOS.COM - Ilustrasi KA Malabar Bandung-Solo-Malang yang nahas di Tasikmalaya (Wikipedia.org)

Solopos.com, TASIKMALAYA — PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang semula mengakui adanya empat penumpang gerbong kelas eksekutif Kereta Api Malabar jurusan Bandung-Malang via Solo meninggal dunia akibat tergulingnya kereta api itu, Jumat (4/4/2014), mendadak menurunkan informasi jumlah korban tewas. PT KAI juga menyatakan pencarian tuntas setelah tiga korban tewas dievakuasi, namun polisi menegaskan pencarian korban belum kelar.

Seperti diberitakan Solopos.com, Kereta Api Malabar (KA 86) jurusan Bandung-Malang via Solo terguling di Kilometer 224+0/1 di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat malam. PT KAI menuding longsoran tanah yang menghalangi laju kereta api itu sebagai penyebab musibah tersebut. Lokomotif yang terguling menyeret juga sejumlah gerbong penumpang ke dalam jurang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Vice Presiden Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI) Sugeng Priyono yang semula melansir adanya empat korban terluka, belakangan sempat mengakui bahwa keempat penumpang kelas eksekutif itu meninggal dunia. Namun berbeda dengan pernyataan yang dipublikasikan Kantor Berita Antara pukul 22.59 WIB itu, lebih akhir lagi Sugeng Priyono meralat angka korban tewas menjadi tiga orang.

Kantor Berita Antara pada 23.47 WIB mempublikasikan pernyataan Sugeng Priyono  yang mengklaim evakuasi korban kecelakaan K.A. Malabar di Ciawi Kabupaten Tasikmalaya itu tuntas pukul 23.30 WIB. Seorang penumpang terakhir yang dievakuasi menurut dia masih hidup sehingga korban meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut dia pastikan tiga orang meninggal dunia, sementara dua lainnya luka berat.

“Korban terakhir yang berhasil dievakuasi masih hidup, sehingga total korban meninggal dunia tiga orang dan dua luka berat,” kata Sugeng Priyono saat dihubungi Antara. Menurut dia, korban yang tewas dalam musibah itu dua laki-laki dan seorang perempuan. Sedangkan yang luka-luka seorang perempuan dan seorang laki-laki, termasuk korban terakhir yang dievakuasi.

Korban yang luka-luka berat mengalami patah tulang. Baik korban luka berat maupun meninggal dunia berasal dari kereta kelas eksekutif. Meski demikian, Sugeng tidak menyebutkan identitas jelas para korban. “Kami sudah cek selain tiga korban yang tewas, dua luka berat. Ada juga yang luka ringan yang kondisinya tidak mengkhawatirkan,” katanya.

Berbeda dengan klaim Sugeng bahwa pencarian dan evakuasi korban tergulingnya K.A. Malabar yang mengalami anjlok di antara Stasiun Cirahayu dan Stasiun Kabupaten Ciawi Tasikmalaya itu telah tuntas. Polisi setelah hari berganti pun menyatakan pencarian para korban belum tuntas.

“Betul, masih dicari korban-korban lainnya,” kata Kapolresta Tasikmalaya AKBP Noffan Widyayoko yang ditemui wartawan di lokasi kecelakaan. Pencarian itu, menurut dia dilakukan tim evakuasi gabungan polisi, tentara dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang melibatkan pula pegawai PT KAI.

Simpang siur informasi semacam itu sejatinya juga terjadi pada jumlah penumpang Malabar. Jika sebelumnya Metro TV menyiarkan kabar dari Bandung jumlah penumpang kereta api nahas itu 298 orang, maka Sugeng saat ditelepon Antara menyebut angka 367 penumpang dan 13 kru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya