SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Sejumlah anggota DPR RI mengunjungi lokasi kejadian longsor di Terowongan Big Gossan, PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Timika, Papua, Minggu (19/5). Kunjungan DPR RI kali ini untuk melihat secara langsung proses evakuasi korban longsor di PT Freeport Indonesia pada hari Selasa (14/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Sejumlah anggota DPR RI mengunjungi lokasi kejadian longsor di Terowongan Big Gossan, PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Timika, Papua, Minggu (19/5). Kunjungan DPR RI kali ini untuk melihat secara langsung proses evakuasi korban longsor di PT Freeport Indonesia pada hari Selasa (14/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Antara)

JAKARTA – Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia Achmad Ardianto mengatakan konstruksi lokasi pelatihan tambang Big Gossan milik PT Freeport di Timika, Papua yang menjadi lokasi longsor yang menelan sejumlah korban jiwa, telah memenuhi standar internasional. “Tempat tersebut sudah sesuai dengan standar dan sesuai dengan kondisi lingkungan di sekitar tambang, jadi tidak menyalahi prosedur,” kata Achmad kepada Bisnis.com.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Standar ini menurut Achmad dilihat tambang bawah tanah yaitu intermediate ore zone (IOZ). Pada Freeport, dia mengungkapkan perusahaan milik Amerika tersebut sesuai dengan standar IOZ. “Dalam menambang, kami tidak bisa memilih. Sehingga, harus menyesuaikan keadaan di lapangan,” imbuhnya. Keadaan tersebut, lanjut Achmad, sudah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Selain itu Freeport telah melaporkan kepada pihak inspektur tambang untuk menyelidiki tempat tersebut. Proses evakuasi tidak bisa cepat karena setiap akan mengeruk tanah akan selalu ada runtuhan baru. Hal ini juga dipersulit dari batuan besar yang rawan gugur. Akibatnya, dalam proses evakuasi tersebut harus mendirikan penyangga baru agar menahan reruntuhan tanah dan guguran batu.

Hingga saat ini upaya untuk mengevakuasi korban masih tetap dilakukan. Pengumuman resmi dari perusahaan tersebut menyatakan evakuasi 22 orang yang masih tertimbun berjalan lambat. Hal ini dikarenakan proses evakuasi yang dilakukan harus bersamaan dengan mendirikan penyangga-penyangga agar tidak terjadi reruntuhan. Dari 38 orang yang diperkirakan tertimbun, 10 orang mengalami cedera. 5 orang telah diterbangkan ke Jakarta, sedangkan yang lain masih dirawat di Rumah Sakit Tembagapura.

Achmad menyatakan, Freeport telah melakukan prosedur dengan benar. Pertama lokasi pelatihan tersebut telah didesain sesuai dengan standar , termasuk dalam segi keamanan. Freeport telah melakukan penyelamatan sesuai dengan prosedur. Selanjutnya kejadian ini telah diketahui oleh pemerintah. Dalam hal ini, Freeport segera menghubungi pemerintah saat telah melewati waktu 24 jam.

Dia menambahkan, setelah proses evakuasi korban reruntuhan selesai, sebaiknya dilakukan investigasi lebih lanjut. Hal ini guna mengetahui penyebab kecelakaan tersebut. Selain itu juga harus dilakukan kajian lebih lanjut untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) untuk para pekerja di Freeport. Di samping itu, Perhapi menyatakan siap jika Freeport membutuhkan analisis geoteknik untuk mengkaji penyebab runtuhnya tempat pelatihan bawah tanah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya