SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Lima orang meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas (lakalantas) antara minibus Daihatzu Luxio dengan truk di Jl. Surodadi, Gringsing, Batang, Jawa Tengah, Senin (15/9/2014).

“Kejadian tabrakan antara Luxio dengan truk terjadi pagi tadi sekitar pukul 04.15 WIB,” kata Kapolres Batang, AKBP. Widiatmoko ketika dihubungi wartawan dari Semarang, Senin.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Korban meninggal dunia adalah penumpang Luxio berpelat nomor H 9285 VR, termasuk sopir bernama Heri Suprayitno, 35 warga Jl. WR Supratman, Semarang. Sedang empat korban tewas lainnya adalah Temu Pancawati, 42, Fatimah Azahra, 5, dan Sutriana, 40, kesemuanya warga Jl. Pergiwati III Semarang Utara, serta Ny. Sumarni, 40.

“Dua meninggal dunia di tempat kejadian perkara [TKP] dan tiga di rumah sakit,” imbuhnya.

Kapolres menambahkan mobil Luxio berenumpang sembilan orang. Korban luka dirawat di Rumah Sakit Islam Kendal. Mengenai penyebab lakantantas itu, Widiatmoko mengutip keterangan saksi di sekitar kejadian yang menduga sopir Luxio mengantuk.

Sopir itu tidak mampu mengendalikan laju mobil, ketika sampai di Jl. Surodadi, Gringsing, Batang yang sedang ada perbaikan jalan. Mobil itu beralih jalur yang berlawanan arah dan teguling. Saat terguling itulah, dari arah berlawanan datang truk berpelat nomor N 8663 UZ bermuatan buah pepaya yang dikemudikan Mujiono

Sopir Mengantuk
Truk itu langsung menabrak Luxio. “Dugaan sementara penyebab kecelakaan, karena sopir Luxio mengantuk setelah perjalanan dari Bandung hendak pulang ke Semarang, tapi guna memastikan penyebab kecelakaan, kami masih melakukan penyelidikan,” ungkapnya.

Kapolres menambahkan untuk menyelidiki kasus tersebut didukung dari Polda Jateng,”Kami melakukan oleh TKP dengan anggota dari Polda Jateng,” tandasnya.

Sementara itu, Ny. Suparni, 66, orang tua korban Temu Pancawati tidak menyangka akan kehilangan anaknya secara tragis. ”Saya terkejut mendapat kabar kalau Temu anak saya meninggal dunia karena tabrakan di Batang,” ujar dia kepada wartawan di rumahnya, Jl. Pergiwati III, Kota Semarang.

Menurut dia, Temu merupakan anak yang baik, tidak pernah membuat masalah terhadap keluarga dan tetangga kampung. ”Dia [Temu] patuh kepada orangtua dan sangat menyayangi saya,” katanya sambil terisak.

Suparni mengungkapkan sebelum kematian putri bungsu tersayangnya, sudah mempunyai firasat. Karena anaknya sehari sebelum keberangkatannya piknik ke Bandung, terlihat murung, bengonng, dan tidak banyak beraktivitas. ”Mungkin itu merupakan firasat. Saya sudah melarang pergi piknik, tapi tetap ngeyel dan ikut,” ujar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya