SOLOPOS.COM - Kapolsek Miri AKP Fajar Nur Ikhsanuddin (tiga dari kiri) memberi penjelasan kepada para pimpinan kecamatan saat jenazah korban tenggelam WKO tiba di halaman Mapolsek Miri, Senin (22/1/2018) malam. (Istimewa/Fajar Nur Ikhsanuddin/Polsek Miri)

Remaja Grobogan yang ditemukan tenggelam di WKO diduga tak bisa berenang.

Solopos.com, SRAGEN — Pelajar SMK asal Dukuh Cengklik RT 004/RW 006, Desa Nampu, Kecamatan Karangrayung, Grobogan, Arjuna Renaldi, 16, yang tenggelam di perairan Waduk Kedung Ombo (WKO) wilayah Dukuh Pelembinatur RT 013, Desa Gilirejo Baru, Miri, Sragen, diduga tidak bisa berenang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Korban nekat mandi bersama temannnya padahal kedalaman mencapai 30 meter. Penjelasan itu disampaikan Kapolres Sragen AKBP Arif Budiman melalui Kapolsek Miri AKP Fajar Nur Ikhsanuddin kepada , Selasa (23/1/2018) pagi.

Fajar menjelaskan peristiwa itu berawal pada Sabtu (20/1/2018), Arjuna bersama tiga orang temannya bermain ke karamba milik Sukarno di Dukuh Pelembinatur RT 013. (baca: 3 Hari Dicari Tim SAR, Remaja Grobogan Tenggelam di WKO Sragen Ditemukan Mengapung)

Ketiga teman Arjuna yang juga menjadi saksi atas musibah itu adalah Muh. Nur Kholis, 16, pelajar asal satu desa dengan Arjuna; Hartoyo, 18, warga Dukuh Purworejo RT 011, Gilirejo Baru, yang juga anak pemilik karamba; dan Rio Susanto, 19, warga Dukuh Ploso, Nampu, Karangrayung, Grobogan.

“Mereka bermalam di karamba itu. Pada keesokan harinya, pukul 07.00 WIB mereka bangun. Mereka masak ikan bersama dan memakan bersama. Sekitar pukul 10.00 WIB, Nur Kholis dan Hartoyo mandi di sekitar karamba. Mengetahui hal itu, Arjuna buka baju dan hanya mengenakan celana pendek warna hijau langsung loncat ke air lalu tenggelam. Jasad Arjuna baru ditemukan mengapung pada Senin [22/1/2018] pukul 19.00 WIB,” ujar Fajar.

Dia menjelaskan korban diduga tidak bisa berenang. Fajar mendatangi lokasi kejadian sejak hari pertama dikabarkan tenggelam. Ia juga terlibat dalam pencarian korban bersama tim search and rescue (SAR).

Setelah jenazah ditemukan, Fajar berkoordinasi dengan Tim Identifikasi (Inafis) Satreskrim Polres Sragen dan tim medis dari Puskesmas Miri untuk pemeriksaan tubuh jenazah. Hasil pemeriksaan itu, kata dia, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan dan kemudian jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. (baca pula: Mandi di Dekat Karamba, Remaja Grobogan Diduga Tenggelam di WKO Sragen)

Anggota Satuan Tugas (Satgas) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Joko Ari Atmojo, menambahkan pencairan korban berlangsung tiga hari dan pada Senin malam pencarian ditutup karena korban sudah ditemukan, tepatnya pukul 18.26 WIB.

“Padahal pencarian intensif sejak siang hari dengan cuaca yang cerah tidak membuahkan hasil. Kami mendapat kabar jenazah ditemukan dari anggota Satgas BPBD Suparman lewat pesawat HT. Kemudian ambulans PMI ikut bergerak menjemput jenazah dan dibawa ke Polsek Miri untuk identifikasi lebih lanjut,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya