SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenggelam. (Medicalnewstoday.com)

Ketua RT 005 Sumberejo, Sragen, yang tenggelam di WKO akhirnya ditemukan.

Solopos.com, SRAGEN — Ketua RT 005 Sumberejo, Gilirejo Baru, Miri, Sragen, Suwarto, 51, yang tenggelam di Waduk Kedung Ombo (WKO) karena perahu yang dinaikinya karam pada Rabu (20/12/2017) sore ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, Kamis (21/12/2017) sekitar pukul 13.15 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, jasad suami Lasiyem itu muncul ke permukaan dekat lokasi tenggelamnya. Tim SAR dari berbagai komunitas sukarelawan yang melakukan pencarian pun langsung mengevakuasi Suwarto.

Kepala Desa (Kades) Gilirejo Baru, Hartono, saat dihubungi Solopos.com, mengatakan saat ditemukan, Suwarto sudah meninggal dunia. “Dia tenggelam dari kemarin [Rabu] sore hingga siang ini [Kamis],” tutur dia.

Hartono menuturkan jenazah Suwarto langsung dibersihkan dan dimandikan setelah dievakuasi. Berdasarkan pemeriksaan personel SAR, jasad Suwarto utuh dan bagian perutnya tak membesar. “Jenazahnya biasa, perutnya tak membesar,” kata dia.

Hartono menjelaskan Suwarto meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Pemakaman Suwarto dilakukan Kamis sore setelah anak bungsunya tiba dari Jakarta. “Anak korban yang paling bontot merantau ke Jakarta,” imbuh dia.

Mereka sudah menerima kepergian Suwarto karena kecelakaan di air saat perjalanan pulang dari memetik jagung di ladang. Perahu miliknya yang mengangkut hasil bumi bocor saat melaju di tengah WKO sehingga Suwarto tenggelam.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Dwi Sigit Kartanto, mengimbau masyarakat berhati-hati saat beraktivitas di perairan. Apalagi bila perairan tersebut dalam seperti waduk, kedung, dan sungai.

Dia berharap musibah yang dialami warga Sumberejo, Gilirejo Baru, itu tak terulang di kemudian hari. “Yang penting kewaspadaan dini. Selalu berhati-hati saat beraktivitas di perairan. Pastikan perahu dalam kondisi baik saat akan digunakan,” seru dia.

Kasi Trantib Kecamatan Miri, Indon Baroto, menjelaskan warga Miri yang tinggal di pinggiran WKO sudah terbiasa beraktivitas di perairan menggunakan perahu. Tapi mayoritas perahu tersebut tidak dilengkapi dengan pelampung.
Padahal perahu yang mereka gunakan berupa perahu kayu berukuran kecil yang sudah berusia tua. “Warga di sana sudah biasa beraktivitas di area waduk. Pakai perahu untuk menjaring ikan atau menuju ladang mereka,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya