SOLOPOS.COM - Korban kecelakaan air terbaring di RSI NU Jogoloyo, Kabupaten Demak, Jateng, Minggu (24/9/2017). (Facebook.com-Sutomo)

Kecelakaan air di Taman Air Polaris Demak yang menewaskan seorang santri memicu kritikan terhadapa pengelola kolam.

Semarangpos.com, DEMAK – Seorang santri tewas tenggelam di Taman Air Polaris, Desa Botorejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (24/9/2017) sekitar pukul 09.30 WIB. Warganet yang mengetahui kabar kecelakaan air itu ramai menyalahkan pihak pengelola kolam di Taman Air Polaris.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pendapat warganet itu ramai dilontarkan setelah Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Demak Kompol Sutomo membagikan kabar kecelakaan air itu di dinding grup Facebook Warga Demak. Berdasarkan penjelasan Sutomo, korban tewas tenggelam di Taman Air Polaris merupakan santri dari Pondok Pesantren Roudlotul Quran, Jl. Lingkar Demak, Desa Mranak, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak.

“Sesampainya di kolam renang, guru pendamping sudah mengingatkan kepada para santri untuk mandi di kolam khusus anak dan tidak mandi dikolam untuk orang dewasa. Namun tidak lama setelah diperingatkan, korban diketahui tenggelam di kolam untuk dewasa. Mengetahui ada pengunjung tenggelam, karyawan kolam renang dibantu guru pendamping segera melakukan pertolongan. Selanjutnya korban dibawa ke RSI NU Jogoloyo untuk dilakukan pengobatan namun korban telah Meninggal Dunia,” ungkap Sutomo.

Warganet yang mengetahui kabar itu lantas menyalahkan pengelola kolam yang tak menyediakan pengawas kolam yang berkompeten. Menurut mereka, keceakaan air di Taman Air Polaris yang menelan korban jiwa sudah beberapa kali terjadi. “Miris. Penjagaannya kurang iku,” tulis pengguna akun Facebook Iqbal Giovany Purwanto.

“Tutup saja, di situ [Taman Air Polaris] selalu makan korban jiwa, ganti bangunan jadi masjid. Strategis pinggir jalan,” ungkap pengguna akun Facebook Jangkar Puspito.

“Di polaris keamanannya kurang. Penjaga cuma dua orang. Tak ada rambu kolam untuk anak/dewasa. Enggak dikasih tanda berapa meter juga. Aku waktu ke polaris juga ada anak yang tenggelam Alhamdulilah selamat. Ada juga yang kena keramik pecah di dalam kolam,” papar pengguna akun Facebook Rahayu Ningsih.

Sementara itu, sebagian lainnya mengimbau agar netizen tak serta merta menghakimi pihak pengelola Taman Air Polaris. Menurut mereka, kasus kecelakaan air yang sudah ditangani pihak kepolisian itu tak perlu dibumbui dengan pendapat warganet.

Di samping itu, Kompol Sutomo menjelaskan kecelakaan air itu kini memang sedang dalam penanganan polisi. Sutomo menambahkan pihak pengelola Taman Air Polaris juga akan dimintai keterangan.

Terlepas dari opini warganet, Sutomo menjelaskan dokter RSI NU Jogoloyo menduga korban tewas murni karena kecelakaan air. “Dari pemeriksaan fisik oleh dokter RSI NU, terhadap tubuh korban tidak ditemukan tanda tanda kekerasan. Kematian korban diduga karena tenggelam dan kondisi paru-paru terisi air,” pungkas Sutomo. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya