SOLOPOS.COM - PEMBERANTASAN -- Selain dengan fogging seperti pada foto, berjangkitnya chikungunya bisa dicegah dengan penerapan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara teratur dan benar. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Sukoharjo (Solopos.com) – Kecamatan Bulu, Sukoharjo masih menjadi wilayah langganan berjangkitnya chikungunya pada waktu-waktu tertentu. Jumlah kasus penyakit itu bahkan cukup banyak di desa yang warganya masih memiliki tingkat kesadaran pemberantasan sarang nyamuk (PSN) rendah.

PEMBERANTASAN -- Selain dengan fogging seperti pada foto, berjangkitnya chikungunya bisa dicegah dengan penerapan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara teratur dan benar. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Puskesmas Bulu, dr Iskandar, menyebutkan kasus chikungunya terakhir melanda Desa Tiyaran, bulan Juli lalu. Namun dia mengatakan kasus di Tiyaran tidak banyak dan hanya menjangkiti dua orang warga. Iskandar juga menyampaikan, meski angka cikungunya tinggi, kasus demam berdarah dengue (DBD) jauh lebih kecil. “Selama ini memang kasus chikungunya sering ditemukan di Bulu,” ungkapnya kepada Espos, Kamis (25/8/2011).

Iskandar menyatakan, sebelumnya kasus chikungunya berjangkit di Dukung Sorongganan dan Melikan Desa Bulu. Jumlah warga yang terserang cukup banyak, mencapai 15 orang di dua dukuh. Beberapa di antaranya bahkan sempat dirawat karena warga umumnya mengalami ketakutan setelah secara tiba-tiba tidak bisa berjalan. “Kasus terbesar terjadi bulan Februari di Pangkah, Desa Sanggang. Warga yang terkena 21 orang. Seperti kasus desa-desa lain, seketika itu langsung ditangani petugas agar tidak semakin merembet, salah satunya dengan cara penyemprotan,” tambahnya.

Menurut Iskandar, dari penyelidikan epidemiologi di lokasi-lokasi berjangkitnya penyakit chikungunya, kasus dipicu rendahnya kesadaran warga melakukan PSN di tempat tinggal dan lingkungan masing-masing. Padahal berbeda dengan DBD, kata dia, jika salah satu keluarga terkena chikungunya, besar kemungkinan anggota keluarga lain dalam satu rumah semuanya terjangkit.

“DBD dan cikungunya vecktornya sama-sama nyamuk. Bedanya DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, sedang chikungunya lewat aedes albopiktus. Harus digiatkan PSN untuk mengantisipasi berjangkitnya dua jenis penyakit itu,” tegasnya.

Dikemukakan pula, meski dalam bulan-bulan tertentu kasusnya cukup tinggi, sejauh ini tren penyakit chikungunya cenderung menurun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Iskandar berharap tren tersebut bisa terus dipertahankan selama tahun 2011 dan tahun-tahun berikutnya.

try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya