Harianjogja.com, JOGJA—Asosiasi Parasitologi Veteriner Indonesia bersama Balai Besar Veteriner se-Indonesia akan melakukan survei epidemiologi.
Ketua Asosiasi Parasitologi Veteriner Indonesia Wisnu Nurcahyo menuturkan penyakit surra pada sapi dan kerbau di indonesia disebabkan infeksi protozoa trypanosoma evansi. Adapun, sekitar 60% obat anti protozoa yang ada di Indonesia saat ini sulit untuk mengatasi berbagai infeksi protozoa yang muncul. Oleh karena itu, pihaknya dalam enam bulan ke depan menggandeng Balai Besar Veteriner se-Indonesia untuk melakukan survei epidemiologi.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Melibatkan sekitar 150 peneliti dari berbagi negara seperti Perancis, Thailand, Malaysia, Vietnam untuk melakukan pemetaan penyakit infeksi protozoa dan tidak menutup kemungkinan diterapkannya penggunaan obat anti protozoa baru pada ternak.
Peneliti Lembaga Riset Pertanian Perancis CIRAD-IRD, Marc Desquesnes mengatakan protozoa trypanosoma evansi umumnya lebih banyak mengjangkiti hewan kerbau dan sapi yang dapat mengakibatkan aborsi dan penurunan produksi susu ternak.Namun begitu, dia menilai infeksi protozoa sebenarnya tidak hanya menyerang hewan tapi juga manusia. Marc menambahkan, interaksi antara manusia, hewan domestik dan satwa liar bahkan memberikan peluang bagi munculnya penyakit baru.
“Penyakit ini melibatkan vektor. Sekitar 61% penyakit yang diderita oleh manusia adalah zoonosis,” katanya.