SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg (Dok/JIBI/Bisnis)

Kebutuhan energi elpiji kg di Jateng akan terus meningkat menjelang Ramadan. 
Kanalsemarang.com, SEMARANG-Penggunaan elpiji 3 kg bersubsidi di Jawa Tengah sampai Mei 2015 diketahui telah melebihi 2% dari kuota yang telah ditentukan pemerintah.

Meski begitu PT Pertamina Marketing Operation Region IV Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjamin ketersediaan tabung melon tersebut selama bulan Ramadan sampai Lebaran mendatang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Adanya kelebihan kuota ini terungkap dalam rapat dengar pendapatan gabungan Komisi B dan Komisi D DPRD Jateng dengan PT Pertamina Marketing Operation Region IV Jateng dan DIY, Dinas Enegeri Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng, serta Hiswna Migas di ruang Komisi B DPRD Jateng, Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Rabu (10/6/2015).

“Saat ini telah terjadi over kuota elpiji 3 kg sebesar dua persen,” kata General Manager PT Pertamina Marketing Operation Region IV Jateng dan DIY, Kusnendar.
Kuota elpiji 3 kg bersubsidi Jateng dan DIY pada 2015, menurut dia, sebesar 874.000 metrik ton.

Kendati demikian, Kusnendar dihadapan Ketua Komisi B DPRD Jateng, Chamim Irfani yang memimpin rapat gabungan menjamin ketersediaan tabung melon tersebut selama bulan Ramadan dan Lebaran 2015.
“Kami menjamin tidak akan kekurang elpiji 3 kg bersubsidi di pasaran selama Ramadan dan Lebaran mendatang,” tandas dia.

Manajer Domestik Gas Pertamina Marketing Operation Region IV Jateng dan DIY, Hardjono dalam kesempatan sama menambahkan untuk mengantisipasi lonjakatan penggunaan elpiji 3 kg bersubsidi oleh masyarakat pada bulan Ramadan dan Lebaran akan menambah pasokan sebesar 12 % dari kebutuhan setiap bulan.
“Selama bulan Juni-Juli [bulan Ramadan dan Lebaran] akan ditambah pasokan elpiji 3 kg bersubsidi sebesar 12 persen,” ungkap dia.

Kepala Dinas ESDM Jateng, Teguh Dwi Paryono mengungkapkan pada 2015 Jateng mendapatkan jatah kuota elpiji 3 kg bersubsidi dari pemerintah pusat sebanyak 262,25 juta tabung.

“Kuota elpiji 3 kg mengalami penurunan sekitar tujuh persen dibandingkan 2014 sebanyak 288,66 juta tabung,” jelas dia.
Dalam rapat dengar pendapat tersebut sejumlah anggota Komisi B dan Komisi D, M. Rodhi, Riyono, Didik Hardiana, Ambar Fathonah, dan Nuneik Sriyunigsih mempertanyakan penyebab terjadinya kelangkaan dan mahalnya harga elpiji 3 kg bersubsidi di beberapa daerah di Jateng.

“Sebenarnya pemerintah itu berpihak kepada rakyat atau tidak. Dulu rakyat diminta beralih dari minyak tanah ke elpiji, tapi sekarang langka. Rakyat menjadi sengsara,” ucap anggota Komisi B, Nuniek Sriyuningsih.

Ketua Komisi B DPRD Jateng, Chamim Irfani meminta kepada Gubernur Jateng memanggil 35 bupati/walikota untuk menentukan kebijakan elpiji 3 kg menghadapi Ramadan dan Lebaran 2015.

“Untuk menghidari terjadinya penyimpangan harga elpiji 3 kg, maka pangkalan dan pengecer harus berbadan hukum,” ujar dia membacakan rekomendasi rapat dengar pendapat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya