SOLOPOS.COM - Kelompok Kesenian Topeng Ireng Merapi saat tampil dalam Festival Budaya dan Kuliner di Taman Kuliner Sleman, Jumat (27/5/2016). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Minat masyarakat untuk menyaksikan kegiatan seni dan budaya cukup tinggi.

Harianjogja.com, SLEMAN-Kecintaan masyarakat untuk melestarikan seni dan budaya dinilai cukup tinggi. Selain kelompok-kelompok kesenian dan budaya tetap melestarikan, minat masyarakat untuk menyaksikan kegiatan tersebut cukup besar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Disbudpar Sleman AA Ayu Laksmidewi mengatakan, minat masyarakat untuk menyaksikan kegiatan seni dan budaya cukup tinggi. Hal itu menjadi salah satu alasan Disbudpar sering menyelenggarakan event-event seni dan budaya. “Event seperti ini juga bagian dari pembinaan kelompok-kelompok seni dan budaya yang ada di wilayah Sleman,” katanya di sela-sela kegiatan Kirap Pelangi Budaya.

Kondisi tersebut, katanya, dapat dilihat dari dua hari pelaksanaan Kirap Pelangi Budaya yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sleman, Sabtu (24/9) hingga Minggu (25/9). Kemarin, masyarakat berbondong-bondong menyaksikan beragam pentas dan atraksi kesenian jathilan, orchestra serenade, tarian teatrikal, flashmop di Panggung KRT Pringgodiningrat. Meski diselingi hujan, antusiasme peserta dan masyarakat cukup tinggi menyaksikan parade tersebut.

Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan kirab pelangi budaya Bumi Merapi yang terdiri atas 55 kontingen dari berbagai kalangan dan komuitas seni budaya, museum, sekolah, perwakilan luar daerah yaitu Riau, Lampung, Papua, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, NTB.

Pada Sabtu (24/9)sebelumnya, sebanyak 34 Bregada Prajurit Tradisional dari 17 Kecamatan se Sleman juga tampil dalam kegiatan tersebut. Bahkan penampilan para bregada tersebut memukau pengunjung di sepanjang jalur kirab antara Lapangan Denggung dan Lapangan Pemda Sleman.

Ke 34 Bregada Prajurit yang ditampilkan di antaranya, Bregada Sunan Kalijogo dari Margodadi Seyegan, Bregada Sastro Wilogo dari Sumbersari Moyudan, Bregada Mbah Demang dari Banyuraden Gamping, Bregada Catur Manunggal dari Tamanmartani Kalasan, Bregada Wargo Upoyo dari Sindumartani Ngemplak, dan Bregada Sunan Kalijogo dari Sumbersari Moyudan.

Menurut Ayu, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dan mengembangkan seni tradisional masyarakat. Pasalnya potensi seni dan budaya di wilayah Sleman cukup besar berikut kreativitas masing-masing. “Pentas kesenian dan budaya yang ditampilkan menyesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing wilayah. Mereka mampu mengemas penampilannya sesuai kreatifitas tiap-tiap kelompok,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya