SOLOPOS.COM - Dwi Hartanto. (Sumber akun facebook Dwi Hartanto)

Otoritas IST Akprind berencana meminta maaf kepada BJ Habibie atas apa yang dilakuakn Dwi Hartanto.

Harianjogja.com, JOGJA— Terkuaknya kebohongan Dwi Hartanto yang digadang-gadang sebagai “The Next Habibie” menimbulkan kekecewaan di kalangan kampus Institut Sains dan Teknologi Akademi Perindustrian (IST Akprind) Jogja yang merupakan alamamternya. Pihak kampus bahkan berencana meminta maaf kepada mantan Presiden RI BJ Habibie.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Seperti diketahui, BJ Habibie sebelumnya mengakui pernah bertemu Dwi Hartanto pada awal Desember 2016 lalu. Namun, Habibie menepis keterangan Dwi Hartanto yang mengaku kepada media bahwa pertemuan itu datang atas permintaan Habibie. Belakangan Dwi Hartanto memang mengaku dia berbohong.

Rektor IST Akprind Jogja Amir Hamzah mengatakan, pihaknya berencana meminta maaf kepada Habibie. Alasannya, Dwi Hartanto adalah alumnus Akprind. Meski secara hukum tidak ada kaitan, namun Akprind memiliki tanggungjawab untuk meminta maaf terhadap ilmuwan sekelas Habibie.

“Rencananya seperti itu [minta maaf], ke Pak Habibie, karena alumnus kami mencatut nama beliau, semoga saja ada petunjuk untuk bisa meminta maaf langsung ke Pak Habibie, atau syukur-syukur bersedia memberikan kuliah umum,” kata Amir Hamzah, Selasa (10/10/2017)

Pihaknya juga siap memberikan data terkait Dwi jika kemungkinan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) Dikti maupun Kementerian Komunikasi dan Informatika  (Kominfo) meminta keterangan ke Akprind.

Menurut Amir, kebohongan yang diungkapkan Dwi ke publik belum lama ini bukan yang pertama. IST Akprind Jogja menemukan rekam jejak Dwi pernah memalsukan tandatangan pegawai untuk melengkapi berkas pendaftaran beasiswa S-2 di UGM. Tetapi, pihak kampus memilih damai atas kasus tersebut.

Dwi Hartanto pernah memalsukan tandatangan salah satu karyawan Akprind kurun waktu 2006 atau 2007 silam. Ketika itu, Dwi ingin mendaftar S2 UGM melalui jalur beasiswa. Untuk mendapatkan beasiswa tersebut, Dwi seolah-olah menjadi dosen Akprind padahal sama sekali tidak pernah menjadi dosen Akprind.

Agar ia seakan tercatat sebagai dosen Akprind, maka Dwi memalsukan tandatangan salah satu karyawan di dalam surat yang menerangkan dirinya dosen Akprind. “Dia kan nggak dosen, jadi kemudian ya semacam ngaku dosen, dokumen untuk S2, mau mencari beasiswa,” terangnya.

Meski demikian, Amir tidak bisa menunjukkan data detail namun ia memastikan, kasus pemalsuan tandatangan itu benar adanya. Karena Kopertis Wilayah V DIY juga turut memantau mengingat proses pendaftaran beasiswa itu juga melalui rekomendasi Kopertis. Hanya saja, ketika itu Akprind tidak memberikan hukuman apapun, justru memaafkan Dwi dan melepaskannya begitu saja. Pihak kampus baru mendapatkan informasi tentang Dwi setelah viral di medsos sebagai “The Next Habibie” di bidang aeronautika.

“Persoalan itu sudah selesai. Jadi ya istilahnya waktu itu ada problem seperti anak nakal, tidak kena hukum. Kami memandang seperti memalsu absen tandatangan saja,” ujar dia.

Seperti dikutip dari Liputan6.com, Dwi membuat heboh lantaran pada Februari 2017 lalu, Dwi mengaku telah menamatkan studi doktoralnya di TU-Delft bidang kedirgantaraan, dengan beasiswa dari pemerintah Belanda.

Pemuda itu juga mengaku mengikuti kompetisi riset teknologi kedirgantaraan bergengsi di Jerman pada Juni 2017, yang diikuti oleh ESA (Eropa), NASA (AS), DLR (Jerman), ESTEC (Belanda), JAXA (Jepang), UKSA (Inggris), CSA (Kanada), KARI (Korea), AEB (Brazil), INTA (Spanyol), dan negara-negara maju lain.

Namun, pada Minggu (8/10/2017) ia kembali mengguncang dunia dengan mengirim surat pengakuan bahwa informasi prestasi yang ia sebutkan adalah tidak benar.

“Saya bermaksud memberikan klarifikasi dan memohon maaf atas informasi-informasi yang tidak benar tersebut,” lanjut Dwi menguak kebohongannya.

Permohonan maaf sebanyak lima lembar yang diparaf oleh Dwi di atas materai itu juga mengklarifikasi seluruh pengakuan palsu dan sesumbar Dwi atas klaim prestasi yang telah ia sebutkan.

Pada akhirnya, dalam surat tersebut, pria yang sempat digadang-gadang sebagai “the next Habibie” itu mengatakan, “Saya mengakui itu adalah kebohongan semata,”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya