SOLOPOS.COM - Sigit Widyonindito (wikipedia)

Kebijakan Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito memberi pengarahan kepada pejabat dan kepala sekolah.

Semarangpos.com, MAGELANG – Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito memberikan pengarahan kepada para pejabat struktural dan kepala sekolah, terkait dengan usaha menyamakan persepsi guna pelaksanaan visi dan misi kepemimpinannya bersama Wakil Wali Kota Windari Agustina selama periode 2016-2021.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada kesempatan itu, ia juga mewajibkan semua pegawai negeri sipil yang beragama Islam untuk menghentikan aktivitasnya bekerja ketika terdengar azan, baik zuhur maupun asar.

“Segera laksanakan shalat bagi pegawai yang beragama Islam,” katanya, Selasa (23/2/2016).

Pada akhir 2015, pemkot setempat menyelesaikan peningkatan bangunan Mushala Ilmun Nafi menjadi masjid dengan dana sekitar Rp2,4 miliar.

“Yang sudah baik dilanjutkan, sedangkan yang belum baik, diperbaiki. Juga harus terus diperkuat sinergi antarsatuan kerja perangkat daerah,” kata Sigit.

Sigit menjabat Wali Kota Magelang periode kedua, setelah periode lima tahun sebelumnya menjadi kepala daerah bersama Wakil Wali Kota Joko Prasetyo. Pasangan Sigit-Windarti dilantik sebagai wali kota setempat bersama 16 kepala daerah lainnya di Jateng, pada Rabu (17/2/2016) oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Lapangan Pancasila kawasan Simpang Lima Kota Semarang. Sebelumnya, Windari menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Magelang.

Visi dan misi kepemimpinan pasangan Sigit-Windarti adalah “Terwujudnya Kota Magelang sebagai Kota Jasa yang Modern dan Cerdas, yang dilandasi Masyarakat yang Sejahtera dan Religius”.

Pada pengarahan di Gedung Wiworo Wiji Pinilih di Kompleks Kantor Sekretariat Daerah Pemkot Magelang yang diikuti sekitar 600 pejabat struktural SKPB, BUMD, dan para kepala sekolah itu, Sigit menjelaskan tentang isu dan tantangan yang harus dihadapi pada kinerja pemerintahan setempat masa mendatang, antara lain menyangkut tingkat kemiskinan, pengangguran, dan kesempatan kerja.

“Kemiskinan di Kota Magelang lima tahun yang lalu 15 persen lebih. Saat ini sudah turun menjadi sembilan persen lebih. Lima tahun ke depan diupayakan turun menjadi enam persen, syukur-syukur bisa kurang dari itu,” ujarnya.

Ia juga mengatakan masalah belum optimalnya pelayanan bidang kebutuhan dasar, seperti kesehatan dan pendidikan. Program kesehatan gratis melalui jamkesda telah dilaksanakan dan selanjutnya layanan bidang pendidikan harus juga ditingkatkan.

“Saya meminta Pak Sekda [Sugiharto] dan semua jajaran fokus pendidikan gratis itu seperti apa, dan ini khusus untuk warga Kota Magelang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya