SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ngepoin orang atau bahasa kerennya stalking emang sudah menjadi semacam hobi di kalangan remaja. Biasanya kalo ada remaja yang ketahuan lagi stalking orang, dia bakal dibilang suwung atau istilah lainnya kesepian/kurang kerjaan. Emang bener sih, stalking itu asyik. Tapi nggak semua yang asyik itu berdampak positif, kan?

Stalking (guim.co.uk)

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Menurut Fatiha Najma, siswi Kelas XI MIA 7 SMAN 3 Solo, sisi paling asyik stalking itu bikin waktu terasa cepat berlalu. “Bisa nambah pengetahuan juga, kan stalking bisa macem-macem. Stalking di web yang banyak nyediain ilmu-ilmu bisa nambah pengetahuan,” jelasnya. Tapi Fatiha juga berpendapat stalking bisa punya dampak negatif, yaitu bisa menimbulkan gosip. “Dampak negatifnya menurut aku itu nambah dosa, soalnya kan stalking itu ngepoin orang, jadi ya seperti ngurus-ngurusin hidup dia. Terus nanti habis stalking dia, kita cerita ke banyak orang kalau dia itu blablabla. Malah jadi bahan gosip nantinya.”

Lain lagi dengan Gusti Nur Hadiansyah Mukmin, siswa Kelas XI IPS 5 SMA Batik 2 Solo. Dia mengaku kalau asyiknya itu ketika kita lagi stalking orang yang kita sukai dan tentunya itu punya dampak tersendiri. “Kita bisa ngeliat foto-foto seseorang yang kita suka, terus kita bisa tahu biodata mereka, mereka suka apa, hobinya apa, dan yang paling asyik itu kalau kita jadi stalker dan punya orang yang kita sayang. Kalau dampak negatifnya ada, sakit hati,” ujar cowok ini saat dihubungi Wasis pekan lalu.

Megawati Nasikhatul A., siswi Kelas XI IPA SMAN 1 Ponorogo mengaku tidak begitu hobi menjadi stalker,namun jika kadang-kadang ada teman yang njengkelin minta ampun dia sering nge-stalk akun temannya itu. Tapi dia menyadari stalking kurang baik. ”Jadi stalker itu membuat kita menilai hanya luarnya saja yang belum tentu kita lihat itu bener, lagian jadi penguntit itu membuat kita jadi orang pengecut,” tutur ketua rohis sekolah itu.

Hana Fitriani Anaqoh, siswi Kelas XI MAN 2 Solo ngaku pernah juga jadi stalker. Menurutnya dengan jadi stalker dia bisa mengetahui berita ter-update seseorang. ”Dampaknya buat aku tentu hatiku merasa lega karena aku tahu kejadian yang dialaminya dan perasaan dia, tetapi kadang aku juga gak enak aja buka akun orang,” kata Fitri

Sementara menurut Bella Rieskita, siswi Kelas XI IIS 2, SMAN 1 Karanganom, Klaten, dampak negatif dari stalking lebih banyak daripada dampak positifnya. Dia pernah sakit hati ketika ia stalking timeline orang yang ia suka dan orang tersebut sudah memiliki idaman hati sendiri. Nikita Kurniawati, siswi Kelas XI IIS 3, SMAN 1 Jogonalan, Klaten, mengaku rasa ingin tahu adalah salah satu motivasinya melakukan stalking. Nikita menilai stalking lebih banyak berdampak negatif. “Soalnya tanpa sengaja kita ngurusin urusan orang yang seharusnya itu bukan urusan kita,” katanya kepada Wasis, Minggu (18/1/2015). (Dika/Fina/Novi-Wasis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya