SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Kebersihan Semarang dianggap Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu sebagai salah satu kunci mencegah banjir di ibu kota Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG — Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengajak seluruh masyarakat di ibu kota Jawa Tengah mengelola sampah demi mengantisipasi banjir. Mbak Ita—sebutan akrab Hevearita—menganggap kebersihan Kota Semarang merupakan salah satu kunci mencegah penumpukan sampah di saluran-saluran air yang memicu banjir.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kemarin, saat banjir ternyata penyebab utamanya adalah sampah yang menumpuk di saluran, selain curah hujan yang tinggi. Buktinya, begitu sampah yang menyangkut di jembatan disingkirkan, airnya lancar,” kata Wakil Wali Kota saat membuka Talkshow Gerakan Peduli Sampah di Gedung Lokakrida Balai Kota Semarang, Kamis (22/2/2018). Kegiatan itu diprakarsai oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang.

Ita menjelaskan sampah yang banyak menumpuk di saluran air sebenarnya bukan hanya berasal dari sisa konsumsi warga Kota Semarang, melainkan sampah yang berasal dari lintas daerah di sekitar kota bersemboyan aman, tertib, lancar, asri, dan sehat (ATLAS) ini. “Beberapa sungai besar di Semarang sebenarnya berhulu di kabupaten sekitar, seperti Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang. Dalam waktu dekat, kami akan menggandeng mereka untuk bekerja sama,” katanya.

Artinya, kata dia, edukasi mengenai pengelolaan sampah tidak hanya dilakukan untuk warga Kota Semarang, melainkan warga di Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang sehingga sampah yang dibuang ke sungai bisa berkurang. “Edukasi yang dilakukan DLH Kota Semarang selama ini sudah baik. Memang ada sebagian kecil warga Kota Semarang yang masih suka membuang sampah di sungai atau saluran. Ya, harus terus diedukasi,” katanya.

Menurut dia, edukasi pengelolaan sampah bisa menyadarkan masyarakat untuk mengolah sampah yang masih memiliki nilai ekonomis sehingga hasilnya akan kembali bermanfaat bagi masyarakat. “Hasil kreativitas masyarakat yang berasal dari sampah dan limbah banyak, seperti kemarin dipamerkan ada bungkus minuman kemasan jadi tas, botol minuman jadi kerajinan tangan. Ini patut diapresiasi,” katanya.

Sementara itu, Kepala DLH Kota Semarang Gunawan Saptogiri menjelaskan pengelolaan sampah yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat cukup efektif mengurangi sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Semarang. Dari data DLH Kota Semarang, pada 2016 terdapat 82% sampah yang dibuang ke TPA Jatibarang, kemudian pada 2017 menurun menjadi 78% dari total sampah yang diproduksi masyarakat sebanyak 1.400 ton/hari.

Menurut dia, DLH Kota Semarang sudah menginisiasi pembangunan bank-bank sampah di sejumlah kelurahan, termasuk rumah pilah sampah, beserta perangkat pendukung, seperti timbangan dan komputer untuk keperluan administrasi. “Selain mengurangi sampah yang dibuang ke TPA Jatibarang, tentunya [pengelolaan sampah] juga mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Kami akan terus membantu dan mendampingi masyarakat dalam mengelola sampah,” katanya.

Pengelolaan sampah secara baik, kata Gunawan, sebenarnya memiliki banyak manfaat, seperti mengurangi risiko banjir, menambah penghasilan masyarakat, dan membersihkan lingkungan dari sampah. Kebersihan Kota Semarang tentu juga membuat warganya lebih sejat.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya