SOLOPOS.COM - Salah seorang warga melintas di samping tempat pembuangan sampah (TPS) yang berlokasi di Dukuh Nungso, Desa Manang, Kecamatan Grogol, Jumat (9/5/2014). Sebagian sampah terlihat meluber ke samping lokasi TPS. (JIBI/Solopos/Ivan Andimuhtarom)

Solopos.com, SUKOHARJO–Warga Desa Manang, Grogol, Sukoharjo, khususnya di wilayah Dusun II meminta tempat pembuangan sampah (TPS) di wilayah itu dirapikan. Pasalnya, sampah yang dibuang di TPS tersebut banyak tercecer di sepanjang jalan desa sehingga mengganggu masyarakat.

Pantauan solopos.com, Jumat (9/5/2014), sampah-sampah meluber ke sebelah utara lokasi TPS. Sampah yang meluber menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu pamandangan. Beberapa pemulung terlihat mencari barang-barang rongsokan. Selain itu, beberapa ekor kambing tampak mencari makanan pada TPS itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua RT 001/RW 005, Dukuh Nungso, Manang, Kirdiman, saat ditemui solopos.com di rumahnya, Jumat, mengatakan TPS yang masuk wilayah Dukuh Nungso. Menurutnya, TPS itu kelebihan muatan sehingga sampah meluber ke jalan.

“TPS itu diperuntukkan untuk warga Dusun II, yaitu Dukuh Nungso, Tangkil, Tangkil Baru, Babat, Babat Baru dan Jetis,” kata dia.

Menurut dia, orang luar wilayah Dusun II kadang melempar sampah ke sana. Namun, warga biasanya mengingatkan dan meminta orang tersebut mengambil kembali sampahnya.

“Kalau tidak mau mengambil, orang itu harus membayar denda sebesar Rp500.000,” paparnya.
Ia berpendapat, permasalahan sampah harus segera diselesaikan karena mengganggu kenyamanan. Ia berharap unit pengangkut sampah dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) menambah armada pengangkut agar sampah tak menumpuk atau over load.
“Kalau hanya melebarkan TPS-nya, itu belum menjadi solusi,” ujarnya.

Kades Manang, Sumarno, mengatakan pembangunan TPS itu sudah salah sejak awal. Pasalnya, meski berada di dekat saluran irigasi, tidak ada gorong-gorong yang dibuat sebagai jalan air.
“Rencananya, lokasi TPS akan dipindah ke selatan, bertempat di tanah desa. Proyek itu adalah proyek kerja sama dengan PNPM Mandiri,” kata dia menjelaskan.

Lebih lanjut, tanah di dekat TPS baru akan dipadatkan sehingga truk pengangkut sampah bisa masuk tanpa takut terperosok ke lahan persawahan. “Kami membayar Rp1,2 juta per bulan kepada DPU, makanya kami membuat persensi. Kesepakatannya, DPU harus mengambil sampah tiga kali sepekan. Kalau mereka absen, kami tak mau membayar penuh,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya