SOLOPOS.COM - Petugas Badan Lingkungan Hidup (BLH) dibantu warga membersihkan tumpukan sampah di Kali Garuda, tepatnya di dekat Bendung Krapyak, Sragen, Jumat (31/7/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Kebersihan lingkungan di Kali Garuda Sragen digalakkan. Sampah yang menumpuk di sungai tersebut akhirnya dibersihkan.

Solopos.com, SRAGEN Belasan petugas Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan warga membersihkan lautan sampah yang menumpuk di Kali Garuda di dekat Bendung Krapyak, Sragen, Jumat (30/7/2015).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembersihan itu dilakukan selama hampir tiga jam mulai pukul 07.00 WIB hingga 10.00 WIB. Mereka menceburkan diri ke kali yang airnya berwarna hitam kehijau-hijauan. Diperlukan kerja keras untuk membersihkan kali itu mengingat banyaknya sampah lokasi. Berbekal galah, tali, dan cangkul garpu, aneka macam sampah itu dibawa petugas ke tepi sungai.

“Hari [Jumat] ini belum selesai. Rencana pembersihan sampah di sungai itu akan dilanjutkan Senin [3/8/2015]. Sampah-sampah itu baru ditumpuk di pinggir sungai. Senin baru diangkut ke truk lalu dibawa ke TPA [tempat pembuangan akhir],” kata Kepala Bidang Pengairan Pertambangan dan Energi Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Subagiyono yang memantau pembersihan sampah.

Subagiyono menjelaskan sampah rumah tangga yang dikemas dalam plastik mendominasi tumpukan sampah. Terdapat pula jenis sampah pelepah pisang, kasur, bantal, guling, dan lain-lain. Dia menilai Lebaran lalu memicu peningkatan sampah rumah tangga.

Di sisi lain, kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempatnya masih rendah di kalangan masyarakat. “Warga berpikir sederhana. Daripada membuang sampah ke TPS [tempat pembuangan sementara] yang jaraknya jauh, lebih baik dibuang ke kali. Sampah di kali itu adalah akumulasi dari pembuangan di berbagai tempat. Karena ada bendung, sampah itu akhirnya tersangkut dan menumpuk di sana,” jelas Subagiyono.

Ditemui di kantornya, Kepala BLH Sragen, Tasripin, mengatakan tumpukan sampah di badan kali itu mendesak dibersihkan supaya tidak mengganggu kenyamanan warga sekitar. BLH Sragen, kata Tasripin, sudah memasang pengumuman berisi larangan membuang sampah di dalam sungai. Kendati demikian, dia mengakui pengumuman itu diabaikan. Petugas juga sering membersihkan sampah di kali tersebut. Namun, jumlah sampah yang dibersihkan tidak berimbang dengan sampah yang dibuang ke kali itu. “Kami juga berencana memasang jaring untuk menangkap sampah di sungai itu. Tapi, sampai saat itu belum ada anggaran untuk pengadaan jaring tersebut,” terang Tasripin.

Kepala Bidang Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) BLH Sragen Lukas Gunawan mengatakan semua sungai di Sragen diuji kualitas airnya sebanyak dua kali dalam setahun. Kualitas air Kali Garuda diuji pada musim hujan lalu. Hasil uji laboratorium menunjukkan air Kali Garuda tidak berkualitas. “BOD [biological oxygen demand] atau kadar oksigen di dalam air itu sangat kurang. Kalau kadar oksigen kurang, otomatis ikan-ikan tidak bisa hidup di air itu. Solusinya ya harus dibangun instalasi pengolah limbah air limbah [ipal] di dekat kali itu,” terang Lukas. (

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya