SOLOPOS.COM - Petugas kebersihan di Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Solo, memindahkan sampah dari gerobak ke TPS mobile, Jumat (10/7). Petugas kebersihan diminta Pemkot Solo untuk mewaspadai kehadiran pemulung yang diprediksi semakin banyak datang jelang Lebaran.(Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Kebersihan kota terus diupayakan Pemkot Solo dengan memanfaatkan TPS mobile. 

Solopos.com, SOLO-Pemerintah Kota (Pemkot) Solo meminta petugas kebersihan menindak tegas terhadap keberadaan pemulung yang mengaiz rezeki di berbagai lokasi, khususnya di tempat pembungan sampah sementara (TPS).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Petugas kebersihan di Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Solo, Parwanto, 52, mengatakan petugas kebersihan diminta mewaspadai kehadiran pemulung yang diprediksi semakin banyak muncul saat menjelang Lebaran. Menurut dia, keberadaan pemulung bisa menganggung kerja petugas kebersihan untuk mengumpulkan dan membuang sampah dari masyarakat.

“Tidak boleh ada pemulung yang eker-eker di TPS lagi. Kami diberitahu untuk mengusir setiap pemulung yang datang untuk mengambil sampah,” kata Parwanto saat berbincang dengan solopos.com di RT 003/RW 010 Serengan, Jumat (10/7/2015).

Meski bangunan TPS di Kota Bengawan tergolong sudah sangat sedikit, Parwanto menilai, tindakan antisipasi terhadap kehadiran pemulung memang perlu tetap dilakukan. Dia mengaku pernah mendapati kehadiran pemulung yang berpindah tempat dengan mengais sampah di sekitar TPS mobile atau mobil mini dump pengangkut sampah.

“Pemulung tetap datang meski bangunan TPS sudah dibongkar dan digantikan dengan TPS mobiie. Mereka nekat eker-eker [sampah] saat petugas kebersihan memindahkan sampah dari gerobak. Kalau tidak dilarang, bisa jadi semakin banyak pemulung. Mereka tidak bekerja secara layak,” ujar dia.

Diijumpai terpisah, petugas kebersihan di Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Sutarjo, 57, mengatakan penggunaan TPS mobile di Kauman dimulai sejak bangunan TPS Gajahan dibongkar tahun lalu. Menurut dia, petugas penarik gerobak bersepakat untuk mengendon sampah di salah satu lokasi, yakni Jl. Kalinisodo sebelum dimuat TPS mobile.

“Harus ada pangkalan [pemberhentian] TPS mobile untuk menunggu kedatangan penarik gerobak. Di pangkalan itu, pemulung mencoba mengaiz rezeki. Sebagian besar dari mereka pindahan dari bangunan TPS Gajahan. Kami sudah melarang mereka [datang ke pemberhentian TPS mobile],” terang Sutarjo.

Sutarjo menjelaskan TPS mobile sedikitnya harus dua kali ngetem di Jl. Kalinisodo untuk menunggu kedatangan petugas kebersihan penarik gerobak sampah. Setelah terkumpul, lanjut dia, sampah di TPS mobile lantas dibawa menuju tempat pembungan sampah akhir (TPA) Putri Cempo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo.

“Kalau ada banyak pemulung di pangkalan, sampah bisa berantakan. Proses pengangkutan sampah bisa jadi tidak kunjung cepat selesai karena pertugas kebersihan harus juga membersihkan sampah dipangkalan yang berantakan,” terang Sutarjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya